kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Menakar Kesuksesan Qatar Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022


Jumat, 16 Desember 2022 / 16:05 WIB
Menakar Kesuksesan Qatar Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022
ILUSTRASI. Prancis akan bertanding di partai puncak Piala Dunia 2022


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - DOHA. Piala Dunia 2022 Qatar hampir di penghujung akhir. Pertandingan final penentu jawara dunia mempertemukan Argentina melawan Prancis yang akan digelar pada Minggu, 18 Desember 2022.

Jika mencoba mengingat kembali, penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar ini menghabiskan dana hingga US$ 300 miliar. Pengeluaran itu tercatat dalam sejarah dan menjadikan Qatar sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia termahal di antara Piala Dunia edisi-edisi sebelumnya.

Pertanyaannya, apakah pengeluaran yang sedemikian besar itu sebanding dengan yang didapatkan oleh Qatar dan apakah Qatar sukses menyelenggarakan turnamen empat tahunan ini?

Penyelenggara dalam hal ini FIFA, melihat Piala Dunia kali ini telah sukses. Kesuksesan bisa dilihat dari beberapa faktor: rekor penonton TV, penggemar yang antusias, dan sponsor yang juga bersinar.

Pada saat fase grup, tercatat terdapat 700.000 fans dari berbagai negara berkumpul di Doha.

Menjelang fase akhir, mereka sudah mulai pulang. Agen real estat khawatir, apartemen mulai sepi, banyaknya hotel dengan kamar kosong, dan beberapa stadion yang tidak digunakan lagi. Sebelum Piala Dunia, Qatar juga menghadapi kritik tentang hak-hak pekerja migran dan larangan terhadap simbol LGBTQ.

Baca Juga: Jadwal Final Piala Dunia FIFA World Cup 2022 Argentina vs Prancis

Bloomberg melaporkan pada Jumat (16/12), manfaat ekonomi menjadi tuan rumah Piala Dunia empat tahunan mungkin hanya mitos belaka. Menurut riset terbaru dari University of Surrey di Inggris itum manfaat ekonomi justru akan terlihat setelah acara Piala Dunia selesai.

Di Qatar pun berlaku demikian. Bahkan, sebelum Piala Dunia selesai, gedung-gedung kosong memenuhi distrik bisnis dan permukimannya. Berdasarkan penyelenggara, sekitar 765.000 penggemar mengunjungi Qatar selama dua minggu pertama turnamen. Jumlah tersebut di luar perkiraan yang diharapkan oleh Qatar sekitar 1,2 juta penggemar.

Namun, banyak dari penggemar yang ke Qatar itu tidak kecewa dan sebanding dengan apa yang mereka keluarkan. Hasilnya, memang mengejutkan Arab Saudi mengalahkan Argentina, pulang kampungnya Jerman di babak fase group, kekalahan perempat final Brasil dari Kroasia, dan catatan gemilang Maroko sampai ke babak semi final.

“Senang bisa melihat semua budaya dan orang yang berbeda di sini, mereka semua ramah,” kata Jason Daley, seorang penggemar dari Amerika yang telah menghadiri setiap gelaran Piala Dunia sejak edisi 2006. Dia bilang, di Qatar keamanan terjamin dan proses masuk ke stadion juga sangat mudah.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Jadi Peluang Mitratel Tambah Pendapatan dari IOH

Dalam sebuah pernyataan kepada Bloomberg News, seorang pejabat pemerintah Qatar mengatakan, Qatar telah menentang para skeptis yang mengklaim bahwa Qatar tidak akan mampu menjadi tuan rumah Piala Dunia yang baik dan sukses.

Beberapa dari kritikus itu sekarang mengakui bahwa Piala Dunia Qatar telah menjadi Piala Dunia yang paling aman, ramah keluarga, dan dapat diakses oleh para pendukung di seluruh dunia.

Adapun, tidak jelas bagaimana Qatar akan tetap menarik bagi wisatawan setelah gelaran Piala Dunia ini selesai. Dikabarkan, klub sepak bola Real Madrid akan membuka taman hiburan tahun depan di Dubai. Hiburan itu akan mencakup wahana, permainan, museum, dan toko yang menjual memorabilia.



TERBARU

[X]
×