kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   10.000   0,52%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Menang Lawan Exxon Mobil, Chevron Resmi Dapat Akses Ladang Minyak Raksasa Guyana


Minggu, 20 Juli 2025 / 19:56 WIB
Menang Lawan Exxon Mobil, Chevron Resmi Dapat Akses Ladang Minyak Raksasa Guyana
ILUSTRASI. FILE PHOTO - The logo of Dow Jones Industrial Average stock market index listed company Chevron (CVX) is seen in Los Angeles, California, United States, April 12, 2016. REUTERS/Lucy Nicholson/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Amerika Serikat (AS), Chevron Corp (CVX.N), berhasil mengamankan posisinya di ladang minyak lepas pantai Guyana, tepatnya di Blok Stabroek, Amerika Selatan.

Mengutip laporan Reuters, Jumat (17/7), Chevron telah merampungkan proses akuisisi saham Hess Corporation di Blok Stabroek senilai US$ 55 miliar.

Baca Juga: Welcome Back Chevron! Perusahaan AS itu Bakal Akuisisi Blok Migas di Kalimantan

Langkah ini sekaligus menandai kemenangan Chevron atas pesaing utamanya, ExxonMobil, dalam perebutan saham tersebut.

Blok Stabroek sendiri diperkirakan menyimpan cadangan minyak setidaknya 11 miliar barel, menjadikannya salah satu temuan cadangan minyak paling signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

"Kombinasi ini meningkatkan dan memperluas profil pertumbuhan kami hingga dekade berikutnya," ujar CEO Chevron, Mike Wirth, terkait penutupan akuisisi Hess.

Sejumlah investor menyambut positif perkembangan ini karena dinilai dapat memperkuat prospek jangka panjang perusahaan.

"Akuisisi ini menutup lubang arus kas bebas yang mengancam Chevron di akhir dekade ini hingga tahun 2030-an," kata David Byrns, Manajer Portofolio di American Century Investments.

Baca Juga: Chevron Bakal Menjual Separuh Saham di Kilang Singapura

Tanpa akuisisi Hess, menurutnya, Chevron akan kesulitan mempertahankan arus kas bebas dan dividen dalam jangka panjang.

Senada, Stephanie Link, Kepala Strategi Investasi di Hightower Advisors, mengungkapkan pihaknya tengah mempertimbangkan untuk menambah saham Chevron ke dalam portofolio mereka.

Salah satu alasannya, saham Chevron turun selama setahun terakhir namun tetap menawarkan imbal hasil dividen menarik sebesar 4,5%.

"Kuncinya adalah, Chevron kini memperoleh akses ke salah satu pengembangan migas dengan pertumbuhan tercepat dan biaya terendah di dunia," tegas Stephanie.

Sebagai informasi, aksi korporasi ini pertama kali diumumkan oleh Chevron pada Oktober 2023.

Namun prosesnya sempat tertahan karena mendapat penolakan dari ExxonMobil dan mitra Hess dalam usaha patungan di Guyana, yakni CNOOC Ltd.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 2%, Usai Trump Cabut Lisensi Chevron di Venezuela

Proses negosiasi kemudian berlanjut hingga mendapat lampu hijau dari Komisi Perdagangan Federal AS (FTC). Panel arbitrase yang terdiri dari tiga hakim telah mendengarkan kasus ini pada Mei 2025.

Meski awalnya akuisisi diperkirakan rampung pada Agustus atau September 2025, penyelesaiannya ternyata lebih cepat dari jadwal.

Selanjutnya: Demo Ojol Aksi 217 Ancam Lumpuhkan Jakarta, Tuntut Presiden Prabowo Turun Tangan

Menarik Dibaca: Samsung Z Fold 6 dengan Layar Dua Mode, Bisa jadi Smartphone Sekaligus Tablet




TERBARU

[X]
×