kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menengok Wuhan, satu tahun setelah wabah virus corona menerjang


Selasa, 08 Desember 2020 / 23:50 WIB
Menengok Wuhan, satu tahun setelah wabah virus corona menerjang


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

Di jalan yang sibuk, pedagang asongan menjual bunga dan balon, artis jalanan termasuk penari dan badut tampil sambil  musik menggelegar dari toko-toko yang berjajar di jalan.

Pemulihan Kota Wuhan sangat kontras dengan negara-negara besar lainnya yang menjelang musim liburan Natal dan Tahun Baru masih harus berjibaku dengan wabah yang semakin mengamuk.

"Saya belum pernah ke luar negeri, jadi saya tidak memahaminya dengan baik, tetapi melihat TV sepertinya negara lain tidak mengutamakan nyawa manusia," kata Li, penjual makanan jalanan Wuhan berusia 54 tahun, yang membuka kembali tokonya pada Juni lalu. "Ideologi negara lain tidak sebaik China".

China telah mengambil langkah-langkah, termasuk jutaan penduduk tes virus corona secara massal setelah wabah skala kecil terjadi, untuk mencegah gelombang kedua infeksi yang terlihat di banyak kota dan negara lain.

Memakai masker tidak wajib, tapi kebanyakan orang yang menggunakannya di tempat-tempat umum.

Baca Juga: Cegah penyebaran corona, Hong Kong batasi makan di restoran, salon dan gym ditutup

Dan sementara pembeli telah kembali ke jalan-jalan Wuhan, Li dan yang lainnya mengatakan bisnis belum betul-betul kembali normal.

"Seluruh situasi tidak bagus, masih jauh lebih buruk dibanding beberapa tahun terakhir," kata Li yang menyebutkan, terjadi penurunan penjualan karena orang masih terlalu takut untuk kembali ke jalan.

Tapi, "Saya tidak khawatir, karena saya melakukan pekerjaan dengan perlindungan yang baik," kata Nie, penjual di pasar basah yang mengatakan, dia akan terus melakukan disinfeksi dan merebus pakaiannya. 

"Bahkan jika ada gelombang kedua, saya akan tetap melakukan pekerjaan saya," imbuhnya.

Selanjutnya: Amerika kehilangan 15.000 warganya karena Covid-19 pada minggu lalu




TERBARU

[X]
×