Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Apa yang dipertaruhkan?
Cina menggunakan pasar mata uang, ekuitas, dan utang Hong Kong untuk menarik dana asing. Sementara perusahaan internasional menggunakan Hong Kong sebagai landasan peluncuran untuk berekspansi ke daratan China. Sebagian besar investasi asing langsung (FDI) di China disalurkan melalui Hong Kong.
Sebagian besar perusahaan terbesar di China, dari Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) yang dimiliki negara, hingga perusahaan swasta seperti Tencent Holdings, telah terdaftar di bursa Hong Kong dan seringkali menjadi batu loncatan menuju ekspansi global.
Tahun lalu, perusahaan China mengumpulkan dana hingga US$ 64,2 miliar secara global - hampir sepertiga dari total seluruh dunia - melalui penawaran umum perdana (IPO). Dari jumlah itu, hanya US$ 19,7 miliar yang berasal dari listing di bursa Shanghai atau Shenzhen, menurut data dari Refinitiv, dibandingkan sebesar US$ 35 miliar di bursa Hong Kong.
Baca Juga: Ini 10 kota paling nyaman ditinggali pada tahun 2019
Skema “Connect” yang menghubungkan bursa Hong Kong dengan bursa Shanghai dan Shenzhen juga menyediakan gerbang utama bagi orang asing untuk membeli saham di daratan China.
Bisnis China juga memanfaatkan pasar utang Hong Kong. Menurut data Refinitiv, sekitar 33% dari total pendanaan sebesar US$ 165,9 miliar di tahun lalu berasal dari Hong Kong.
Bank-bank China juga memiliki lebih banyak aset di Hong Kong sekitar US$ 1,1 triliun pada tahun 2018 dibandingkan pemberi pinjaman dari wilayah lain, menurut data Otoritas Moneter Hong Kong yang disusun oleh Natixis. Angka itu setara dengan sekitar 9% dari produk domestik bruto (PDB) Tiongkok.
Baca Juga: Ini cerita detik-detik penarikan UU Ekstradisi di Hong Kong
Kehilangan saluran pembiayaan besar-besaran seperti itu berisiko mengganggu kestabilan ekonomi Tiongkok yang sudah melambat, Plus melukai kepercayaan bahwa Partai Komunis dapat terus memberikan kemakmuran setelah rekam jejak yang kuat selama puluhan tahun.