kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengedepankan efisiensi saat membesarkan bisnis hotel (3)


Kamis, 27 September 2018 / 15:49 WIB
Mengedepankan efisiensi saat membesarkan bisnis hotel (3)
ILUSTRASI. FENOMENA - Choo Chong Ngen


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tri Adi

Memilih kawasan pembangunan hotel di daerah red district di Singapura jadi strategi Choo Chong Ngen masuk ke sektor properti. Harga sewa kamar yang murah, menjadikan hotel bernama Hotel 81 itu cepat berkembang. Demi mengimbangi citra bisnis Hotel 81, Choo juga membangun hotel dengan merek lain yang menyasar pangsa pasar lain. Choo lalu mengajak putrinya menjalankan bisnis hotel yang berfokus pada ekspansi ke luar Singapura.

Insting bisnis Choo Chong Ngen cukup tajam ketika memulai menjalankan bisnis properti perhotelan. Choo memilih lokasi di kawasan Geylang yang menjadi langkah yang tidak biasa dilakukan oleh pebisnis properti. Sebab, kawasan ini terkenal sebagai kawasan kumuh nan mematikan bagi sebagian besar investor properti. Apalagi kawasan ini merupakan lokasi merah atau prostitusi.

Untuk modal membangun hotel, Choo menjual lebih dari 100 apartemennya pada tahun 1995. Lokasi apartemen miliknya terletak di wilayah strategis sebab memiliki lalu lintas pejalan kaki yang sibuk dan banyak restoran yang menjajakan berbagai jenis makanan. Choo mengkalkulasikan peluang bisnis yang ada. Ia pun berhasil menjual apartemen dengan harga bagus.

Hasil penjualan apartemen tersebut, ia gunakan untuk mendirikan sebuah hotel bujet dengan brand Hotel 81. Pemilihan nama 81, merujuk pada nomor rumah Choo kala itu. Hotel bujet ini mampu bersaing langsung dengan pendahulunya, Fragrance Hotel.

Choo harus bersaing dengan hotel milik taipan properti Koh Wee Meng yang menjadi orang terkaya ke 30 di Singapura. Ia mengenakan harga sewa satu kamar S$ 15 untuk dua jam menginap, hingga S$ 47 per malam. Strategi ini ternyata berhasil. Hotel 81 terus hidup hingga saat ini dengan menyasar segmen pasar turis backpacker.

Meskipun nol pengalaman dalam industri hotel, Chong Ngen bertekad membiasakan diri dengan belajar dari hotel lain, baik itu di Singapura atau di luar negeri. Choo dikenal sebagai sosok yang memperhatikan detail hingga turun langsung ke lapangan untuk memperbaiki sesuatu jika terjadi masalah.




TERBARU

[X]
×