Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tri Adi
Choo tak segan berdiri di dekat resepsionis hotel untuk melakukan pemeriksaan setiap hari. Ia memikirkan cara-cara meningkatkan desain keranjang cucian dan troli bagasi untuk meningkatkan efisiensi hotel. Bahkan saat kekurangan sumber daya manusia (SDM),Choo turun langsung menjadi tukang bersih-bersih kamar.
Pria kelahiran 1952 ini memiliki prinsip "I'm 100% hands on, not 99%". Berkat tekad ini, selama 20 tahun terakhir, Choo memiliki Worldwide Hotels Group dengan total investasi US$ 3 miliar. Portofolionya mencakup enam merek hotel yakni Hotel 81, Hotel Boss, Hotel Mi, Value Hotel, V Hotel, dan Venue Hotel. Sedangkan jumlah hotel mencapai 38 hotel dengan kapasitas 6.500 kamar.
Kini, Choo mulai menempatkan putrinya, Carolyn Choo sebagai Managing Director Worldwide Hotels. Di bawah pimpinan Carolyn, Worldwide Hotels berhasil mengakuisisi empat hotel di Thailand, Malaysia, Jepang, dan Australia. Carolyn memang sekarang fokus untuk membantu memperluas bisnis secara global. Pada bulan Februari, akuisisi selesai di Malaysia, dan akuisisi lainnya tertunda di Australia.
Dalam lima tahun ke depan, Worldwide Hotels Group menargetkan dapat mengakusisi 20 hotel di luar negeri. Guna melancarkan langkah ekspansi ini, Worldwide Hotels membutuhkan modal investasi lebih dari S$ 500 juta.
Mencapai target tersebut tidaklah mudah, karena usahanya ini dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti kepegawaian, penetapan harga, dan persaingan dari para pendatang baru. Selain lihat melihat pasar, efesiensi menjadi kunci dalam ekspansi ini.
Satu-satunya cara agar bertahan di bisnis ini adalah dengan memperhatikan. Pikirkan cara yang lebih baik untuk menjalankan bisnis, dan menjadi lebih hemat biaya, kata Choo kepada The Business Times.
(Bersambung)
