kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengejutkan! Puluhan jenazah memenuhi tepian Sungai Gangga India


Rabu, 12 Mei 2021 / 08:34 WIB
Mengejutkan! Puluhan jenazah memenuhi tepian Sungai Gangga India
ILUSTRASI. Seorang perempuan menangis saat proses kremasi suaminya, yang meninggal dunia akibat penyakit virus korona (Covid-19), di sebuah krematorium di New Delhi, India. REUTERS/Adnan Abidi


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Puluhan mayat tampak terdampar di tepi Sungai Gangga. Kondisi ini terjadi seiring melonjaknya jumlah korban meninggal akibat Covid-19.

Melansir Reuters, India saat ini menyumbang satu dari tiga kematian yang dilaporkan akibat virus corona di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan sistem kesehatan India kewalahan, meskipun ada sumbangan tabung oksigen dan peralatan medis lainnya dari seluruh dunia.

Di sisi lain, bagian pedesaan India tidak hanya memiliki perawatan kesehatan yang lebih sederhana, tetapi sekarang juga harus menghadapi kekurangan kayu untuk kremasi tradisional Hindu.

Pihak berwenang mengatakan, pada hari Selasa (11/5/2021), mereka sedang menyelidiki penemuan sejumlah mayat yang ditemukan mengambang di Sungai Gangga di dua negara bagian yang terpisah.

Baca Juga: Menyebar luas, kini varian Covid-19 India ada di 44 negara

“Saat ini sangat sulit bagi kami untuk mengatakan dari mana mayat-mayat ini berasal,” kata M P Singh, pejabat tinggi pemerintah di distrik Ghazipur, di Uttar Pradesh seperti yang dikutip Reuters.

Akhand Pratap, seorang penduduk setempat, mengatakan bahwa banyak warga yang membenamkan jenazah di sungai suci Gangga sebagai ganti kremasi karena mereka kekurangan kayu kremasi.

Bahkan di ibu kota, New Delhi, banyak korban Covid-19 ditinggalkan oleh kerabat mereka setelah dikremasi. Alhasil, relawan lah yang harus mencuci abunya, mendoakan mereka, dan kemudian membawa mereka untuk disebar ke sungai di kota suci Haridwar, bermil-mil jauhnya.

Baca Juga: India bisa menjadi pelajaran berharga buat Indonesia

“Organisasi kami mengumpulkan sisa-sisa ini dari semua krematorium dan melakukan ritual terakhir di Haridwar sehingga mereka dapat mencapai keselamatan,” kata Ashish Kashyap, seorang sukarelawan dari organisasi amal Shri Deodhan Sewa Samiti.

Infeksi harian tembus rekor baru

Data Reuters yang mengutip Kementerian Kesehatan India juga menunjukkan, rata-rata kasus infeksi corona tujuh hari mencapai rekor 390.995 pada hari Selasa, dengan 3.876 kematian.

Kematian resmi Covid-19, yang menurut para ahli hampir pasti tidak dilaporkan, berada di bawah seperempat juta.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Senin bahwa mereka menganggap varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di India tahun lalu sebagai varian yang menjadi perhatian global, dengan beberapa studi pendahuluan menunjukkan bahwa virus itu menyebar lebih mudah.

Sore hari itu, 11 orang tewas di rumah sakit pemerintah SVR Ruia di selatan kota Tirupati karena sebuah kapal tanker pengangkut oksigen terlambat datang.

Baca Juga: Tambah B.1.617 India, kini ada 4 varian virus corona yang perlu diwaspadai

“Ada masalah dengan pasokan oksigen karena ketersediaan yang rendah. Itu semua terjadi dalam rentang lima menit,” kata M Harinarayan, pegawai negeri senior di distrik itu.

Cadangan vaksin juga semakin menipis, terutama di negara bagian Maharashtra di sekitar pusat keuangan Mumbai, dan di ibu kota, Delhi. Dua wilayah ini memang merupakan daerah yang paling terpukul di India.

"Kami siap untuk membeli dosis vaksin, tetapi tidak tersedia sekarang," kata Menteri Kesehatan Maharashtra Rajesh Tope kepada wartawan.

Gelombang kedua pandemi India telah meningkatkan seruan untuk penguncian nasional dan mendorong semakin banyak negara bagian untuk memberlakukan pembatasan yang lebih keras yang telah merugikan bisnis dan ekonomi yang lebih luas.

Selanjutnya: Terapi kotoran sapi untuk pengobatan Covid-19 di India tuai kritik forum dokter



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×