Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setidaknya empat supertanker milik China mengirimkan minyak mentah Rusia atau Minyak Ural ke China. Kantor berita Reuters mengutip sumber pelaku perdagangan internasional dan data pelacakan mengungkapkan hal ini.
Pengiriman minyak ke China ini lantaran Moskow mencari kapal untuk ekspor setelah negara-negara G7 membatasi penggunaan layanan kargo bagi Minyak Rusia maupun asuransi. Langkah Rusia ini juga merespon kebijakan G7 yang membatasi harga minyak dari Rusia.
China menjadi importir minyak utama dunia, terus membeli minyak dari Rusia meskipun ada sanksi Barat. Komitmen China ini setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin China Xi Jinping meluncurkan apa yang mereka sebut kemitraan tanpa batas sebelum perang di Ukraina.
Sumber tersebut juga mengatakan supertanker kelima, atau pengangkut minyak mentah sangat besar (VLCC), sedang mengirimkan minyak mentah ke India.
Seperti halnya China, India juga terus membeli minyak Rusia yang dijual dengan harga diskon karena banyak pembeli minyak mentah Rusia dari Barat atau eropa beralih ke pemasok lain.
Menurut sumber dan data pelacakan kapal Eikon, kelima pengiriman dijadwalkan antara 22 Desember dan 23 Januari 2023.
Batas harga G7 yang diperkenalkan pada bulan Desember memungkinkan negara-negara di luar Uni Eropa untuk mengimpor minyak Rusia melalui laut.
Tetapi G7 melarang perusahaan pengapalan, asuransi, dan re-asuransi untuk menangani kargo atau menjadi penjamin minyak mentah Rusia kecuali jika dijual di bawah batas US$ 60.
"Dengan harga minyak mentah Ural jauh di bawah batas harga, bisnis pembelian dan perdagangan Ural pada dasarnya sah," kata seorang eksekutif di sebuah perusahaan China yang terlibat dalam pengiriman.
Seperti kita tahu, Amerika Serikat dan sekutunya mencoba menghentikan pendapatan energi Moskow untuk membatasi kemampuannya mendanai perang Ukraina, Rusia dengan cepat mengalihkan ekspor minyak dari Eropa tahun lalu, terutama ke negara-negara kawasan Asia.
Meskipun demikian pasar Asia ini dengan konsekuensi pelayaran yang lebih lama, diskon besar-besaran, dan tarif angkut yang mencapai rekor tinggi memakan keuntungan, tetapi penggunaan supertanker di rute Asia sekarang dapat memangkas biaya pengiriman.
Kementerian Energi dan Transportasi Rusia menolak berkomentar tentang pengapalan minyak ini. Begitu juga Kementerian Luar Negeri China tidak menanggapi permintaan komentar, meskipun Beijing sebelumnya menyebut sanksi Barat terhadap Rusia ilegal.
Sementara, Menteri Perminyakan India Hardeep Singh Puri mengatakan pada jumpa pers pada hari Kamis bahwa India akan membeli minyak dari mana saja yang bisa mengamankan harga termurah.
Sumber pelaku industri mengatakan kilang India mendapatkan diskon US$ 15 - US$ 20 per barel pada minyak Rusia berdasarkan pengiriman dibandingkan dengan Brent.
Rusia Menyasar Pasar Asia
Rusia mengirim minyak Ural dari pelabuhan Barat untuk transhipment ke supertanker Lauren II, Monica S, Catalina 7 dan Natalina 7, semua kapal berbendera Panama menuju China, sementara Sao Paulo sudah mendekati India, menurut tiga sumber perdagangan dan data Eikon.
Berdasarkan data Eikon dan database maritim publik, Lauren II dikelola oleh Greetee Co Ltd China dan dimiliki oleh Maisie Ltd China, Catalina 7 dimiliki oleh Canes Venatici Ltd Hong Kong dan Natalina 7 oleh Astrid Menks Ltd Hong Kong dengan keduanya dikelola oleh Runne China Co Ltd.
Sementara Monica S dimiliki oleh Gabrielle Ltd China dan dikelola oleh Derector Co Ltd. Sao Paulo dimiliki dan dikelola oleh Rotimo Holdings Ltd yang berbasis di Siprus.
Reuters tidak dapat segera menghubungi pemilik dan manajer karena kurangnya informasi publik tentang mereka.
Eksekutif perusahaan China yang terlibat dalam pengiriman memperkirakan total 18 supertanker China dan 16 kapal berukuran Aframax lainnya dapat digunakan untuk pengiriman minyak mentah Rusia pada tahun 2023, cukup untuk mengangkut 15 juta ton per tahun atau sekitar 10% dari total ekspor minyak Ural.
VLCC dapat mengangkut hingga 2 juta barel, kapal Suezmax hingga 1 juta barel dan Aframax hingga 0,6 juta barel.
Sementara sebagian besar minyak mentah Rusia sekarang menuju ke China, India, dan Turki dengan kapal Rusia atau non-barat, sanksi G7 telah menyebabkan kekurangan kapal tanker kelas es yang lebih kecil - banyak milik perusahaan Yunani dan Norwegia - yang dibutuhkan oleh Rusia untuk mengangkut minyak mentahnya. dari pelabuhan Laut Baltik di musim dingin.
Rusia dan China tidak memiliki armada besar kapal kelas es dan menggunakan VLCC China membebaskan mereka untuk melakukan perjalanan dari pelabuhan Baltik untuk melakukan transfer kapal ke kapal tanker yang lebih besar di perairan internasional, menurut para pedagang.
Praktik ini muncul dalam data pelacakan Eikon, termasuk di perairan internasional Mediterania, dengan eksekutif menyoroti operasi di dekat Ceuta, sebuah kota otonom Spanyol di pantai utara Afrika, dan Kalamata Yunani, sebuah kota di semenanjung Peloponnese di selatan Yunani.
"Ini sangat mahal dan tidak masuk akal untuk menggunakan kapal tanker kelas es untuk jarak jauh," kata seorang pedagang pasar Eropa, menjelaskan mengapa VLCC digunakan.
Pedagang lain mengatakan perang Ukraina dan sanksi telah mendorong permintaan untuk kapal tanker yang lebih kecil dan menurunkan tarif untuk kapal besar, membantu mengurangi beberapa biaya tambahan yang dihadapi Rusia.