Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - LATAKIA. Pada Jumat lalu, pesepeda asal Suriah, Bassel Soufi, menempuh jarak 40 km dari kota Latakia di barat laut menuju resor pantai pribadi keluarga Assad.
Setibanya di sana, Soufi, yang juga seorang mantan pembalap tim nasional Suriah, merasakan kebebasan yang belum pernah ia alami sebelumnya.
Untuk pertama kalinya, warga setempat dapat memasuki kompleks yang sebelumnya terkunci rapat dan hanya bisa dilihat dari jauh.
Kejatuhan Rezim Assad dan Perubahan Generasi
Setelah lebih dari lima dekade pemerintahan brutal keluarga Assad dan 13 tahun peperangan saudara yang menghancurkan, pada hari Minggu lalu, Presiden Bashar al-Assad digulingkan oleh para pemberontak Suriah.
Baca Juga: Rusia Mundur dari Suriah, Ukraina Siap Pasok Gandum dan Bahan Pangan
Kejatuhan ini menandai sebuah perubahan generasi besar bagi Timur Tengah, di mana banyak simbol kekuasaan Assad dan keluarganya, termasuk properti-properti mewah mereka, menjadi sasaran penghancuran dan perusakan oleh warga Suriah yang ingin menghapus jejak rezim yang telah lama berkuasa.
Kondisi Terakhir Resor Keluarga Assad
Di antara properti yang paling terkenal adalah resor musim panas keluarga Assad di Burj Islam, yang terletak di pantai Mediterania.
Resor ini, yang memiliki vila putih dengan balkon yang menghadap laut, pantai pribadi, beberapa taman, dan jalur pejalan kaki, kini tergeletak dalam keadaan rusak parah.
Jendela-jendela hancur, kaca pecah berserakan di lantai, dan furnitur yang ada telah lenyap. Fasilitas seperti toilet, kamar mandi, dan lampu juga hancur atau rusak.
Soufi, yang tiba dengan sepeda dan merekam pemandangan laut dengan ponselnya, mengungkapkan perasaan lega dan kebebasan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Ini pertama kalinya saya merasa kebebasan untuk datang ke sini," katanya.
"Saya tidak bisa percaya dengan mata saya, mereka telah membangun sesuatu yang tidak pernah saya lihat seumur hidup saya," terangnya.
Baca Juga: Khamenei Sebut Kejatuhan Assad di Suriah sebagai Rencana AS-Israel
Resor untuk Rakyat, Bukan untuk Presiden Lain
Bagi Soufi, kompleks yang dulunya milik keluarga Assad kini harus menjadi milik rakyat Suriah.
"Syrian, selama ini, tidak bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan. Ini pertama kalinya bagi saya," tambahnya.
Soufi mengungkapkan bahwa tempat tersebut kini adalah simbol kebebasan yang sejati, yang harus dinikmati oleh seluruh rakyat, bukan hanya oleh satu presiden atau keluarga penguasa.
Pendapat Warga Lokal dan Penghancuran Warisan Assad
Setelah kejatuhan Assad, warga lokal, terutama dari kalangan Turkmen Suriah yang sebelumnya dipaksa pindah oleh keluarga Assad saat pembangunan resor, akhirnya dapat memasuki area yang selama ini mereka tinggalkan.
Sayit Bayirli, seorang pejuang dari Tentara Suriah Bebas (FSA) yang berasal dari etnis Turkmen, turut mengomentari keadaan vila tersebut.
"Semua yang dia lakukan, dia lakukan dengan uang rakyat," kata Bayirli sambil menunjukkan kerusakan yang terjadi di dalam vila. "Jika Anda melihat ke dalam vila, itu sangat konyol."
Baca Juga: PBB Ungkap Fakta Baru, Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara Terblokir Selama 2 Bulan
Bayirli menambahkan bahwa tanah yang sebelumnya ditempati resor tersebut dulunya adalah kebun zaitun.
Setelah beberapa jam jatuhnya Assad, Bayirli dan rekan-rekannya masuk ke dalam kompleks tersebut.
"Kami tidak ingin tempat-tempat yang indah ini rusak," ujarnya, mengungkapkan harapan agar pemerintahan baru yang muncul dapat mengembalikan properti kepada orang-orang yang sebelumnya memiliki hak atasnya.
Bayirli juga mengungkapkan bahwa Assad telah mengirimkan barang-barang berharga dari vila tersebut melalui jalur laut menggunakan kapal kecil, dan berdasarkan informasi dari intelijen FSA, anak-anak Assad pernah berada di resor tersebut musim panas lalu.
Baca Juga: Tokoh yang Didukung Pemberontak Jadi Perdana Menteri Sementara Suriah
Kegembiraan Pasca-Kejatuhan Assad
Bagi Bayirli dan warga lainnya, melihat kompleks tersebut setelah bertahun-tahun terasa sangat menggembirakan.
"Kegembiraan yang luar biasa, semua orang sangat senang melihat tempat ini setelah bertahun-tahun," tambahnya.
Resor yang dulunya menjadi simbol kekuasaan dan kemewahan keluarga Assad kini menjadi lambang perubahan dan harapan bagi rakyat Suriah untuk masa depan yang lebih baik.