kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.560.000   -8.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.275   10,00   0,06%
  • IDX 6.957   -60,21   -0,86%
  • KOMPAS100 1.029   -10,26   -0,99%
  • LQ45 801   -9,74   -1,20%
  • ISSI 211   -1,07   -0,51%
  • IDX30 411   -4,25   -1,02%
  • IDXHIDIV20 490   -6,86   -1,38%
  • IDX80 118   -1,07   -0,90%
  • IDXV30 122   -1,31   -1,07%
  • IDXQ30 136   -1,57   -1,14%

PBB Ungkap Fakta Baru, Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara Terblokir Selama 2 Bulan


Rabu, 11 Desember 2024 / 09:11 WIB
PBB Ungkap Fakta Baru, Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara Terblokir Selama 2 Bulan
ILUSTRASI. Warga Palestina berjalan saat memeriksa kerusakan setelah pasukan Israel mundur dari sebagian kamp pengungsi Jabalia, menyusul penggerebekan, di Jalur Gaza utara, 30 Mei 2024. REUTERS/Osama Abu Rabee


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, OCHA, mengungkap bahwa bantuan kemanusiaan ke Gaza utara hampir seluruhnya terblokir selama dua bulan terakhir. 

Pemblokiran akses yang dilakukan oleh militer Israel itu menyebabkan 65.000-75.000 penduduk Palestina  tidak memiliki akses terhadap makanan, air, listrik, atau perawatan kesehatan selama sekitar 66 hari.

"Di wilayah utara, Israel terus melakukan pengepungan terhadap Beit Lahiya, Beit Hanoun dan Jabaliya, sementara warga Palestina yang tinggal di sana sebagian besar tidak mendapatkan bantuan," kata OCHA dalam laporannya, dikutip AP.

Lebih lanjut, OCHA menjelaskan bahwa hanya ada empat toko roti yang saat ini masih beroperasi di seluruh Jalur Gaza, semuanya di Kota Gaza. Semua toko roti tersebut didukung oleh PBB.

Baca Juga: Gencatan Senjata di Lebanon Disinyalir Jadi Pemicu Konflik Baru di Suriah

Sigrid Kaag, Koordinator Senior Kemanusiaan dan Rekonstruksi PBB, menjelaskan bahwa situasi tersebut telah secara signifikan memengaruhi ketertiban.

"Warga sipil yang berusaha bertahan hidup di Gaza menghadapi situasi yang sangat menghancurkan," kata Kaag.

Mininmnya bantuan kemanusiaan yang masuk telah memicu penjarahan. Akibatnya, banyak organisasi bantuan tidak dapat mengirimkan makanan dan kebutuhan kemanusiaan lainnya kepada ratusan ribu warga Palestina yang membutuhkan.

"Kami berulang kali meminta Israel memberikan akses bagi konvoi ke Gaza Utara dan tempat lainnya, mengizinkan masuknya barang-barang komersial, membuka kembali penyeberangan Rafah dari Mesir di selatan, dan menyetujui barang-barang serba guna," lanjut Kaag.

Baca Juga: Amnesty International: Israel Dengan Jelas Melakukan Genosida di Jalur Gaza

Kaag mengakui bahwa PBB dan organisasi kemanusiaan lain telah memiliki logistik yang diperlukan untuk operasi di Gaza. Sayangnya, pihak-pihak yang terlibat konflik tidak memiliki kemauan politik yang kuat untuk mempermudah akses bantuan.

"Saya terus mendesak kepada anggota Dewan Keamanan PBB dan masyarakat internasional yang lebih luas. Yang perlu ditekankan saat ini adalah kemauan politik untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza yang semakin memburuk," pungkasnya.

Aksi genosida Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 44.758 warga Palestina dan melukai 105.834 orang sejak 7 Oktober 2023. Sebagian besar korban tewas adalah anak-anak dan perempuan. Jumlahnya dipastikan masih akan terus bertambah.

Tonton: Soal Konflik Palestina, Presiden Prabowo Dukung Solusi Dua Negara



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×