Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Raksasa teknologi Apple Inc. akan kembali memberikan imbal hasil bagi para investornya yang berorientasi pada pendapatan melalui pembayaran dividen kuartalan yang dijadwalkan pada 14 Agustus 2025.
Apple menetapkan forward dividend yield sebesar 0,51%, sedikit di bawah rata-rata sektor teknologi yang berada di level 1,37%. Perusahaan juga mempertahankan forward payout ratio konservatif sebesar 13,24%, yang menunjukkan ruang cukup besar untuk potensi kenaikan dividen di masa depan.
Dividen kuartalan berikutnya sebesar US$0,26 per saham akan dibayarkan kepada pemegang saham yang tercatat sebelum ex-dividend date pada 11 Agustus 2025. Besaran ini sama seperti distribusi dividen sebelumnya pada 15 Mei 2025, mencatatkan pertumbuhan 0,0% secara kuartalan.
Baca Juga: Senjata Makan Tuan, Apple Terimbas Kebijakan Tarif Trump
Meski tidak naik pada kuartal ini, Apple tetap mempertahankan rekor 14 tahun berturut-turut dalam meningkatkan dividen, mempertegas reputasinya sebagai saham yang konsisten memberikan pendapatan. Bagi pemegang 100 saham Apple, dividen ini setara dengan US$26.
Kinerja Saham Tertekan Sepanjang 2025
Hingga 3 Agustus 2025, saham Apple ditutup pada US$202,38, turun 2,50% pada perdagangan hari itu. Secara tahunan (year-to-date), saham AAPL telah melemah sekitar 17%, mencerminkan tekanan kinerja di sepanjang 2025.
Tekanan ini terutama dipicu oleh pelemahan pasar global yang lebih luas. Namun, di tengah tantangan tersebut, Apple tetap mampu mencatatkan kinerja keuangan yang melebihi ekspektasi analis.
Baca Juga: Bocoran iPhone Lipat dari JPMorgan: Rilis September 2026?
Kinerja Keuangan Kuartal III Fiskal 2025
Pada periode April–Juni 2025, Apple membukukan laba bersih US$23,4 miliar atau US$1,57 per saham, naik 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan juga melonjak 10% menjadi US$94 miliar, didorong oleh kenaikan penjualan iPhone sebesar 13% menjadi US$44,6 miliar.
Bisnis Apple di China menunjukkan tanda-tanda pemulihan, dengan pertumbuhan pendapatan 4% dibandingkan tahun lalu.
Meski hasil keuangan solid, Apple masih menghadapi beban biaya signifikan, termasuk dampak tarif sekitar US$2 miliar akibat kebijakan perdagangan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump.
Selain itu, strategi pengembangan kecerdasan buatan (AI) Apple masih dalam tahap penguatan, sementara persaingan di sektor ini semakin ketat.