Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin berbicara pada Rabu dengan menteri pertahanan Korea Selatan dan Jepang tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara setelah peluncuran rudal oleh Pyongyang.
Ketegangan internasional telah meningkat karena serangkaian uji coba rudal balistik Korea Utara, tindakan yang telah lama dilarang oleh Dewan Keamanan PBB.
Januari adalah bulan rekor tes semacam itu, dengan setidaknya tujuh peluncuran termasuk tipe baru "rudal hipersonik" yang mampu bermanuver dengan kecepatan tinggi.
"Para pemimpin menekankan bahwa peluncuran rudal balistik DPRK mengganggu stabilitas keamanan regional dan jelas melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB," kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam sebuah pernyataan, menggunakan akronim untuk nama resmi Korea Utara seperti dilansir Reuters, Kamis (10/2).
Baca Juga: Presiden AS dan Raja Salman Bahas Pasokan Energi, Iran dan Yaman
Menteri Pertahanan Korea Selatan, Suh Wook mengatakan peluncuran itu menimbulkan ancaman langsung dan serius serta berjanji untuk meningkatkan kemampuan respons berdasarkan aliansi AS.
Ketiga menteri sepakat untuk mengadakan pertemuan langsung dalam waktu dekat, kata kantornya dalam sebuah pernyataan, tanpa menyebutkan tanggalnya.
Korea Utara membual pada hari Selasa bahwa itu adalah satu dari hanya segelintir negara di dunia yang memiliki senjata nuklir dan rudal canggih dan satu-satunya yang menentang Amerika Serikat dengan mengguncang dunia dengan uji coba rudal.
Baca Juga: Korea Utara Banggakan Pengujian Rudal yang Dapat Menyerang AS
Kutipan dari laporan rahasia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa Korea Utara terus mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya selama setahun terakhir dan serangan siber pada pertukaran mata uang kripto merupakan sumber pendapatan penting bagi Pyongyang.