kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menimba pengalaman dan ilmu investasi sebelum mendirikan hedge fund (2)


Rabu, 11 April 2018 / 16:01 WIB
Menimba pengalaman dan ilmu investasi sebelum mendirikan hedge fund (2)
ILUSTRASI. FENOMENA - Larry Robbins


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Latar belakang pendidikan sebagai sarjana ekonomi, Larry Robbins memiliki pengetahuan tentang keuangan, akuntansi, dan pemasaran. Setelah lulus kuliah, dia bekerja di sebuah investment banking sebagai akuntan. Dia juga sempat bekerja di Omega Advisors sebagai analis saham. Di tempat ini dia banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman. Setelah itu Robbins mulai menjalankan bisnis hedge fund sendiri mendirikan Glenview Capital Management.

Larry Robbins memiliki masa kecil yang normal seperti anak-anak pada umumnya. Pria ini lahir pada tahun 1969 di tengah keluarga Yahudi yang tinggal di Illionis.

Dia lulusan Jerome Fisher Program di Manajemen dan Teknologi dari Universitas Pennsylvania pada tahun 1992. Robbins hobi bermain hoki sepanjang kuliah dan menjadi kapten tim klub University of Pennsylvania selama tiga tahun. Dari sini dia mendapatkan gelar sarjana ekonomi dengan konsentrasi akuntansi, keuangan, pemasaran dan sarjana teknik.

Setelah lulus, Robbins bekerja di Gleacher & Company, sebuah perusahaan investment banking di New York sebagai akuntan. Setelah tiga tahun disitu dia pindah ke Omega Advisors sebagai analis saham. Perusahaan yang didirikan oleh Leon G. Cooperman ini yang menjadi tempat belajar Robbins selama enam tahun.

Setelah itu, dia mulai membangun bisnis pengelolaan investasi sendiri alias hedge fund di bawah bendera Glenview Capital Management pada tahun 2000. Dalam sebuah wawancara ekslusif pada 2016 lalu, Robbins merasa beruntung dapat bekerja di Omega.

Tapi dia merasa lebih beruntung lagi setelah lepas dari perusahaan tersebut. Beberapa hal yang ia dapatkan selama di Omega, antara lain belajar berinvestasi di emiten yang memiliki risiko rendah namun memiliki imbal hasil rutin. Ini merupakan cara paling efektif yang digeluti oleh para trader agar dapat fokus dan mempelajari sisi fundamental suatu bisnis.

Menurut Robbins, kesalahan yang paling sering dilakukan oleh para trader dalam berinvestasi yakni terlalu nafsu menentukan pilihan. Alhasil, perusahaan yang dituju pun tak lain adalah perusahaan milik pribadi atau kerabat. Dengan kata lain, risikonya kurang dapat terukur.

Robbins juga kerap mengambil langkah investasi dengan membidik perusahaan yang secara sektor sudah diketahui perkembangan dan trennya. Salah satunya seperti pada 2012, Robbins membuat taruhan yang sukses dengan berinvestasi di perusahaan-perusahaan rumah sakit yang menurutnya akan mendapat manfaat dari Obamacare.

Tidak seperti kebanyakan hedge fund, Robbins dikenal lebih suka menahan saham selama bertahun-tahun dan tidak menjualnya ketika sedang koreksi. Dari awal hingga Juni 2013, dana rata-rata mengembalikan yang dia kelola sebesar 15% dari biaya bersih.

Tak jarang dia salah langkah hingga menderita kerugian. Namun dia tidak segan untuk secara resmi mengakui kesalahan dan memperbaiki hal tersebut.

Dalam artikel yang dimuat Business Insider, Robbins sempat mengungkapkan permintaan maafnya kepada klien karena telah gagal mengelola dana para investor, tepatnya pada 28 Oktober 2015 lalu. Kala itu Glenview Capital mengalami kerugian pendapatan lebih dari 13,53% dalam sembilan bulan pertama. Robbins pun secara terang-terangan mengakui kesalahannya dan memohon permintaan maaf kepada kliennya.

Malu akan kegagalannya, Robbins bersedia bertanggung jawab dan memperbaiki kesalahan yang ia perbuat. Business Insider melaporkan, Robbins tak tanggung-tanggung merogoh kocek pribadinya untuk mengembalikan kepercayaan para kliennya.

Karena kejadian itu, Robbins harus rela tidak mendapatkan penghasilan karena seluruh pendapatannya pada tahun 2015 itu dikompensasi untuk menutup kerugian para klien dan partnernya. Kendati pernah merugi cukup dalam, Glenview Capital Management sudah sukses berdiri sejajar dengan perusahaan kelas kakap dunia. Dana kelolaannya mencapai US$ 16,5 miliar atau Rp 226,95 triliun per Desember 2017.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×