kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Menolak Aturan Wajib Vaksin Covid-19, Ribuan Warga Selandia Baru Turun ke Jalan


Kamis, 16 Desember 2021 / 14:01 WIB
Menolak Aturan Wajib Vaksin Covid-19, Ribuan Warga Selandia Baru Turun ke Jalan
ILUSTRASI. Para pengunjuk rasa mandat anti-vaksin berbaris melalui kota dan berkumpul di depan parlemen di Wellington, Selandia Baru, 16 Desember 2021. REUTERS/Praveen Menon.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WELLINGTON. Ribuan orang di Selandia Baru kembali turun ke jalanan ibu kota Wellington pada Kamis (16/12) untuk memprotes aturan wajib vaksin Covid-19. Selandia Baru sudah berhasil memvaksinasi penuh 90% populasinya.

Reuters melaporkan, Pemerintah Selandia Baru mengamanatkan vaksinasi untuk guru, pekerja di sektor kesehatan dan disabilitas, polisi dan sektor layanan publik lainnya.

Para pengunjuk rasa yang turun ke jalan hari Kamis berbaris melalui distrik pusat bisnis Wellington dan berkumpul di depan gedung parlemen. Sebagian besar dari mereka juga tidak menggunakan masker.

Dalam aksi demonstrasi damai kali ini, para demonstran membawa plakat bertuliskan "Kebebasan atas rasa takut", "Lockdown menghancurkan kehidupan" dan "Kiwi bukan tikus lab".

Hingga saat ini masih banyak penduduk Selandia Baru yang masih ragu dengan vaksin Covid-19.

Pada November, aksi serupa juga terjadi di lokasi yang sama. Para pengunjuk rasa datang ke gedung parlemen tanpa menggunakan masker untuk memprotes aturan wajib vaksin Covid-19 serta upaya lockdown baru.

Baca Juga: Selandia Baru akan membatalkan kebijakan penguncian COVID-19 pada awal Desember 2021

Secara umum, para pengunjuk rasa menyuarakan kebebasan dan menuntut pemerintah membatalkan vaksinasi wajib dan mencabut pembatasan menjelang liburan Natal.

Sejauh ini Selandia Baru telah menerapkan aturan penguncian ketat serta program vaksinasi yang cukup cepat. Berkat segala upaya itu, Selandia Baru berhasil menekan angka kematian akibat Covid-19.

Pemerintah mengklaim, 90% populasinya, atau sekitar 3,8 juta orang, telah menerima vaksin secara penuh. Baru-baru ini regulator kesehatan juga memberikan persetujuan sementara pada penggunaan vaksin Pfizer untuk anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun.

Di bawah tekanan terkait ketatnya aturan, Perdana Menteri Jacinda Ardern akhirnya melonggarkan sebagian besar pembatasan menjelang liburan Natal.

Meskipun begitu, perbatasan internasional akan tetap tertutup rapat dan baru akan dibuka secara perlahan mulai tahun depan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×