Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
HOUSTON. Anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) prihatin atas terganggunya pasokanminyak akibat konflik Libia yang terus memanas.
"Kondisi ini sedikit mengganggu kegiatan produksi dan distribusi minyak," kata Menteri Minyak dan Menteri Aljazair, Youcef Yousfi. Tapi, menurutnya, saat ini belum ada defisit minyak secara fisik di pasaran. Yousfi berusaha meyakinkan bahwa kenaikan harga minyak saat ini hanya bersifat sementara dan tidak akan mengganggu pertumbuhan ekonomi global. "Hanya jangka pendek saja," ujarnya.
Informasi saja, kerusuhan Timur Tengah membuat harga minyak di Amerika Serikat (AS) kembali naik hingga menembus rekor dua tahun terakhir. Meskipun beberapa negara merespon kekhawatiran dengan menaikkan harga minyak, hingga saat ini belum ada rencana pertemuan antar anggota OPEC yang akan membahas dampak konflik lebih lanjut.
Aljazair merupakan negara eksportir terbesar urutan ke delapan di dunia. "Yakinlah, harga minyak tidak akan mengganggu stabilitas pasar," ujarnya tenang.
Harga minyak mentah berjangka AS untuk pengiriman April naik US$ 1,02 ke US$ 105,44 per barel pada Senin, yang merupakan penutupan tertinggi sejak September 2008.