kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Merger Akuisisi di Asia Naik Dua Kali Lipat Hingga Semester I Tahun Ini


Kamis, 26 Juni 2025 / 21:48 WIB
Merger Akuisisi di Asia Naik Dua Kali Lipat Hingga Semester I Tahun Ini
ILUSTRASI. ilustrasi merger akuisisi ambil alih


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Nilai aktivitas merger dan akuisisi (M&A) di Asia meningkat pesat di enam bulan pertama tahun ini. Menurut data LSEG Reuters, total nilai M&A di Asia mencapai US$ 650 miliar, dua kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu.

Jepang menjadi motor utama dari lonjakan aktivitas M&A di Asia di paruh pertama 2025, dengan total nilai transaksi US$ 232 miliar. Nilai transaksi M&A yang melibatkan perusahaan Jepang melonjak lebih dari tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Para bankir memprediksi tren ini akan terus berlanjut, didorong aksi korporasi besar seperti penawaran pembelian kembali (take-private), ekspansi luar negeri, dan keterlibatan aktif perusahaan ekuitas swasta. 

Baca Juga: Beratnya Situasi Ekonomi Membebani Tren Merger dan Akuisisi Bisnis F&B

Minat investor asing dan aktivis meningkat pesat di Jepang karena reformasi manajemen yang mendorong perusahaan memperbaiki valuasi rendah mereka. Selain itu, suku bunga yang rendah di Jepang membuat biaya pinjaman murah dan menarik untuk berinvestasi.

Dukungan pemerintah

Langkah pemerintah Jepang mendorong tatakelola perusahaan, termasuk privatisasi anak usaha yang sudah terdaftar di bursa, mendorong mega-deal. Di sisi lain, perusahaan Jepang agresif akuisisi ke luar negeri untuk mencari sumber pertumbuhan baru saat pasar domestik menyusut. 

Beberapa transaksi besar yang mencuri perhatian di antaranya privatisasi grup Toyota dengan nilai US$ 34,6 miliar dan NTT senilai US$16,5 miliar. "Ada banyak transaksi serupa dalam proses, dan jumlahnya terus bertambah," ujar Kei Nitta, Kepala Global M&A Nomura Securities, kemarin.

SoftBank Group juga menjadi sorotan setelah memimpin penggalangan dana US$ 40 miliar untuk OpenAI, pembuat ChatGPT. Ini menjadi pendanaan swasta terbesar dalam sejarah teknologi.

Perusahaan Jepang menjadi target menarik bagi investor asing karena banyak perusahaan global kini meninjau ulang rantai pasok dan distribusi mereka. Meski begitu, ada tantangan yang bisa memperlambat laju M&A di Jepang. 

Baca Juga: Aturan Pajak Merger dan Akuisisi akan Direvisi, Begini Kata BEI

Ketidakpastian ekonomi global bisa menyebabkan kesenjangan valuasi antara pembeli dan penjual. "Akibatnya, semakin banyak transaksi gagal karena tidak tercapai kesepakatan," kata Atsushi Tatsuguchi, Kepala Grup Penasehat M&A Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

Namun, menurut para bankir, minat investor tetap tinggi di berbagai sektor, termasuk keuangan, teknologi, dan asuransi. "Ada kehati-hatian karena konflik geopolitik dan isu perdagangan global, tapi minat berinvestasi masih sangat kuat," ujar Nitta

Selanjutnya: ROA Multifinance Menurun, Tekanan Suku Bunga Jadi Tantangan Utama

Menarik Dibaca: Endeavor Indonesia Dorong Startup Fokus pada Bisnis Berkelanjutan




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×