kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.508   11,00   0,07%
  • IDX 7.568   83,69   1,12%
  • KOMPAS100 1.065   16,33   1,56%
  • LQ45 803   12,49   1,58%
  • ISSI 257   3,43   1,35%
  • IDX30 415   5,90   1,44%
  • IDXHIDIV20 471   5,71   1,23%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 123   0,24   0,20%
  • IDXQ30 132   1,60   1,23%

Merger dan akuisisi lintas negara turun 25% yoy sepanjang 2019, kenapa?


Rabu, 01 Januari 2020 / 23:11 WIB
Merger dan akuisisi lintas negara turun 25% yoy sepanjang 2019, kenapa?
ILUSTRASI. Presiden Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich menandatangani naskah perjanjian pembelian saham bersyarat antara Bangkok Bank, Standard Chartered Bank PLC dan PT Astra International Tbk.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -NEW YORK. Nilai merger dan akuisisi (M&A) lintas negara mengalami penurunan pada 2019 lalu. Mengutip Reuters pada Rabu (1/1), nilai M&A lintas border mencapai US$ 1,2 triliun sepanjang tahun lalu. Nilai ini turun 25% year-on-year ke level terendah sejak 2013.

Penurunan M&A lintas negara karena meningkatnya ketidakpastian geopolitik. Di sisi lain, pengawasan regulasi terhadap kesepakatan M&A membuat banyak pimpinan dan dewan perusahaan waspada untuk melakukan ekspansi di luar pasar asal mereka.

Baca Juga: Tiga taipan Thailand dikabarkan berminat mengakuisisi bisnis Tesco di Asia

"Perusahaan-perusahaan lebih nyaman tahun ini melakukan kesepakatan di dalam wilayah mereka sendiri mengingat risiko makroekonomi seperti tarif perdagangan dan Brexit, sehingga M&A lintas-batas turun," kata co-head global M&A JPMorgan Chase & Co Chris Ventresca .

Penyedia data keuangan Refinitiv merilis Nilai M&A secara global sekitar US$ 3,9 triliun pada tahun 2019. Nilai ini hanya sedikit lebih rendah dari US$ 3,96 triliun dalam transaksi yang tercatat pada 2018.

Para pembuat kesepakatan M&A mengatakan mereka berharap risiko geopolitik mulai menipis. Sebab perusahaan menjadi lebih berani untuk mengejar lebih banyak ikatan di seluruh wilayah pada tahun 2020.

Padahal transaksi M&A mungkin terjadi lantaran karena perusahaan didorong oleh kinerja saham yang kuat. Juga pembiayaan murah untuk mengejar akuisisi transformatif di seluruh penjuru dunia.

Baca Juga: Grab dan Singtel bakal dirikan bank digital, seperti apa?

Jumlah M&A dengan nilai transaksi lebih dari US$ 10 miliar meningkat 8% YoY menjadi 43 kesepakatan pada 2019 lalu. Ini menjadi level tertinggi sejak 2015, menurut Refinitiv. 

Sekitar 21 kesepakatan, masing-masing bernilai lebih dari US$ 20 miliar, menyumbang hampir seperempat volume nilai M&A global pada 2019.

“Mega-deal adalah fitur utama dari pembuatan kesepakatan tahun ini, terutama di Amerika Serikat, di mana sebagian besar transaksi ini terjadi,” kata co-head global M&A Goldman Sachs Group Inc (GS.N) Gilberto Pozzi.




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×