kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

Merger dan akuisisi lintas negara turun 25% yoy sepanjang 2019, kenapa?


Rabu, 01 Januari 2020 / 23:11 WIB
Merger dan akuisisi lintas negara turun 25% yoy sepanjang 2019, kenapa?
ILUSTRASI. Presiden Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich menandatangani naskah perjanjian pembelian saham bersyarat antara Bangkok Bank, Standard Chartered Bank PLC dan PT Astra International Tbk.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -NEW YORK. Nilai merger dan akuisisi (M&A) lintas negara mengalami penurunan pada 2019 lalu. Mengutip Reuters pada Rabu (1/1), nilai M&A lintas border mencapai US$ 1,2 triliun sepanjang tahun lalu. Nilai ini turun 25% year-on-year ke level terendah sejak 2013.

Penurunan M&A lintas negara karena meningkatnya ketidakpastian geopolitik. Di sisi lain, pengawasan regulasi terhadap kesepakatan M&A membuat banyak pimpinan dan dewan perusahaan waspada untuk melakukan ekspansi di luar pasar asal mereka.

Baca Juga: Tiga taipan Thailand dikabarkan berminat mengakuisisi bisnis Tesco di Asia

"Perusahaan-perusahaan lebih nyaman tahun ini melakukan kesepakatan di dalam wilayah mereka sendiri mengingat risiko makroekonomi seperti tarif perdagangan dan Brexit, sehingga M&A lintas-batas turun," kata co-head global M&A JPMorgan Chase & Co Chris Ventresca .

Penyedia data keuangan Refinitiv merilis Nilai M&A secara global sekitar US$ 3,9 triliun pada tahun 2019. Nilai ini hanya sedikit lebih rendah dari US$ 3,96 triliun dalam transaksi yang tercatat pada 2018.

Para pembuat kesepakatan M&A mengatakan mereka berharap risiko geopolitik mulai menipis. Sebab perusahaan menjadi lebih berani untuk mengejar lebih banyak ikatan di seluruh wilayah pada tahun 2020.

Padahal transaksi M&A mungkin terjadi lantaran karena perusahaan didorong oleh kinerja saham yang kuat. Juga pembiayaan murah untuk mengejar akuisisi transformatif di seluruh penjuru dunia.

Baca Juga: Grab dan Singtel bakal dirikan bank digital, seperti apa?

Jumlah M&A dengan nilai transaksi lebih dari US$ 10 miliar meningkat 8% YoY menjadi 43 kesepakatan pada 2019 lalu. Ini menjadi level tertinggi sejak 2015, menurut Refinitiv. 

Sekitar 21 kesepakatan, masing-masing bernilai lebih dari US$ 20 miliar, menyumbang hampir seperempat volume nilai M&A global pada 2019.

“Mega-deal adalah fitur utama dari pembuatan kesepakatan tahun ini, terutama di Amerika Serikat, di mana sebagian besar transaksi ini terjadi,” kata co-head global M&A Goldman Sachs Group Inc (GS.N) Gilberto Pozzi.



TERBARU

[X]
×