Sumber: Reuters |
TOKYO. Panasonic Corp., produsen TV plasma nomer 1 terbesar di dunia telah memberi sinyal membukukan kerugian tahunan sebesar US$ 4,2 miliar. Karenanya, perusahaan asal Jepang ini berniat untuk mengurangi pekerjanya sebanyak 15.000 orang dan menutup sejumlah pabriknya untuk memerangi permintaan yang kian menyusut dan yen yang semakin menguat terhadap dolar AS.
Produsen televisi layar datar Viera dan kamera digital Lumix ini juga masih harus berjuang di tengah penjualan yang semakin melambat dan guliran restrukturisasi lainnya. Panasonic menjadi perusahaan yang mengikuti perusahaan elektronik lain yang sudah lebih dulu mencuatkan kinerjanya yang buruk seperti Sony Corp. yang telah memprediksi kerugian sepanjang tahun ini.
Menguatnya yen terhadap dolar AS menjadi batu sandungan bagi Panasonic untuk berkompetisi dengan produk sejenis dari Korea Selatan, yaitu Samsung Electronics Co Ltd. Asal tahu saja, pabrikan negeri Ginseng ini telah mengambil untung dari lemahnya won terhadap si hijau.
"Penjualan telah anjlok dalam semua segmen bisnis kami di kuartal ketiga. Kami memprediksi adanya penjualan yang lebih buruk lagi dalam kuartal kali ini, dan laba kami juga sepertinya akan tergerus di semua lini," kata Direktur Panasonic Makoto Uenoyama.
Panasonic, yang peringkatnya berhadapan langsung dengan Samsung maupun LG Electronics Inc di segmen pasar plasma TV, telah merevisi prediksinya untuk tahun fiskal per 31 Maret, yaitu bakalan membukukan kerugian sebesar 380 miliar yen atau setara dengan US$ 4,2 miliar. Sebelumnya, Panasonic hanya memprediksikan akan merugi 350 miliar yen saja.
Panasonic, yang sebelumnya dikenal sebagai Matsushita Electric, mengatakan akan menutup 27 pabriknya dan merumahkan 15.000 pegawainya atau setara dengan 5% dari total jumlah pekerjanya yang mencapai 300.000.
Panasonic membukukan kerugian bersih sebesar 63,1 miliar yen atau setara dengan US$ 704 miliar untuk Oktober dan Desember, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 115,2 miliar yen.