Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pemerintah Jepang akan menghabiskan US$ 1,83 juta atau setara Rp 27,08 miliar (kurs Rp 14.800) untuk melakukan pemakanan kenegaraan terhadap mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang terbunuh pada 8 Juli 2022.
Pengumuman yang disampaikan pada Jumat (26/8) tersebut mendapat tentangan publik yang marah dengan terungkapnya hubungan partai yang berkuasa dengan Gereja Unifikasi.
Jepang telah memutuskan untuk mengadakan pemakanan kenegaraan terhadap Abe di arena Nippon Budokan Tokyo pada 27 September 2022.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, seorang anak didik Abe, memutuskan pemakanan kenegaraan akan dibayar dengan dana dari kas negara.
Baca Juga: Dukungan untuk PM Jepang Kishida Turun, Terpukul Isu tentang Gereja dan Kasus Covid
Namun sejumlah jajak pendapat menunjukkan penentangan keras terhadap gagasan tersebut. Jajak pendapat terbaru yang diterbitkan Minggu menunjukkan 53% responden menentang upacara pemakanan kenegaraan terhadap Abe.
Penolakan tersebut tak terlepas dari kemarahan publik pasca pengungkapan hubungan antara partai yang berkuasa dan Gereja Unifikasi.
Sebagian besar responden mengaku belum mendapat sepenuhnya penjelasan soal hubungan tersebut. Hal ini telah menjadi beban di pundak Kishida dan menyeret turun tingkat dukungan padanya.
Gereja yang didirikan di Korea Selatan pada 1950-an dan terkenal dengan pernikahan massalnya, selama bertahun-tahun telah menghadapi pertanyaan tentang bagaimana cara gereja itu mengumpulkan sumbangan.
Baca Juga: PM Jepang akan Mengganti Menteri Pertahanan dalam Reshuffle Kabinet Pekan Depan
Sementara itu, terduga pembunuh Abe, yang ditangkap di tempat kejadian beberapa waktu lalu menaruh dendam terhadap gereja tersebut. Ia menuduh gereja itu telah membuat ibunya bangkrut. Dia menyalahkan Abe karena turut mempromosikan gereja tersebut.
Berdasarkan catatan, pemakanan terakhir yang sepenuhnya didanai negara dilakukan saat pemakanan Perdana Menteri Shigeru Yoshida pada 1967.
Beberapa pemimpin dunia saat ini dan mantan pemimpin dunia diharapkan hadir. Mantan Presiden AS Barack Obama disebutkan akan hadir. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan hadir, kata Kremlin pada bulan Juli.