kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Meski hubungan masih panas, China tawarkan vaksin kepada Taiwan untuk lawan Covid-19


Selasa, 25 Mei 2021 / 05:37 WIB
Meski hubungan masih panas, China tawarkan vaksin kepada Taiwan untuk lawan Covid-19
ILUSTRASI. Pemerintah China pada hari Senin (24/5/2021) menawarkan akan segera mengirim vaksin Covid-19 kepada Taiwan. REUTERS/Eduardo Munoz


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China pada hari Senin (24/5/2021) menawarkan akan segera mengirim vaksin Covid-19 kepada Taiwan. Langkah ini ditujukan untuk membantu Taiwan memerangi peningkatan tajam infeksi virus corona. 

Namun, hal itu menuai kemarahan dari Taipei dan gesekan dari Washington. Mengapa?

Melansir Reuters, China dan Taiwan telah berulang kali berdebat selama pandemi. Taipei menuduh Beijing menyebarkan berita palsu dan mencoba membatasi aksesnya ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebaliknya, Beijing mengatakan Taipei berusaha mempolitisasi pandemi untuk keuntungan politik.

Setelah berbulan-bulan relatif aman dari pandemi, Taiwan menghadapi lonjakan kasus Covid-19 dan dengan cepat kehabisan vaksin. Hingga saat ini, Taiwan baru menerima vaksin kurang lebih sebanyak 700.000 dosis untuk lebih dari 23 juta penduduknya.

Baca Juga: Rupiah Jisdor menguat tipis ke Rp 14.362 per dolar AS pada hari ini (24/5)

Dalam pernyataan larut malam, pemerintah China lewat Kantor Urusan Taiwan mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan epidemi yang saat ini "mengamuk" di Taiwan. Kantor tersebut mengatakan, pihaknya telah berulang kali menawarkan bantuan ke pulau itu.

"Sikap kami sangat jelas: kami bersedia membuat pengaturan dengan cepat sehingga sebagian besar rekan senegaranya di Taiwan akan memiliki vaksin daratan untuk digunakan secepat mungkin," demikian pernyataan resmi Kantor Urusan Taiwan.

Baca Juga: China: AS sengaja membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan

"Jika perlu, kami juga bersedia untuk secara aktif mempertimbangkan pengiriman ahli pencegahan dan pengendalian epidemi ke Taiwan, untuk berbagi pengalaman anti-epidemi dengan profesional medis dan kesehatan Taiwan," tambah Kantor Urusan Taiwan seperti yang dikutip Reuters.

Namun sebagai tanggapan, Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan China tidak menggunakan salah satu saluran yang ada di antara keduanya untuk memberikan informasi tentang vaksinnya, dan menyiratkan bahwa Beijing berada di belakang kesulitan Taiwan dalam mendapatkan lebih banyak vaksin.

"Setiap kali epidemi internal Taiwan memanas, China mengkritik pemerintah kami karena menghalangi impor vaksin dari China daratan," katanya dalam pernyataan yang dikirim ke Reuters.

"Pihak lain tahu hambatan apa yang dihadapi Taiwan untuk mendapatkan vaksin - semua orang tahu itu. Tidak ada gunanya mengatakan apa-apa lagi," kata Dewan Urusan Daratan Taiwan.

Taiwan telah berulang kali mengatakan tidak mempercayai vaksin China, dan marah dengan apa yang dikatakannya sebagai upaya Beijing untuk menghalangi aksesnya ke WHO.

Baca Juga: Lama tak terlihat, kapal perang AS kembali melintasi Selat Taiwan

Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan kepada Reuters bahwa kemitraan yang kuat pada COVID-19 antara Washington dan Taipei akan terus berlanjut. Dia menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat akan memberikan setidaknya 80 juta dosis di seluruh dunia pada akhir Juni, lebih banyak daripada China atau Rusia.

"Yang penting, vaksin kami tidak diberikan dengan pamrih," kata pejabat itu, tanpa memberikan rincian tentang berapa banyak dosis yang mungkin didapat Taiwan.

"Kami berbagi vaksin dengan dunia, dan memimpin dunia dalam strategi vaksin global karena itu hal yang benar untuk dilakukan," kata pejabat itu.

China, Rusia, dan Amerika Serikat telah berusaha untuk meningkatkan pengaruh geopolitik negara mereka melalui apa yang disebut diplomasi vaksin, meskipun pemerintah China telah berulang kali membantah bahwa mereka menggunakan vaksin untuk mendapatkan keuntungan diplomatik.

China memandang Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa sebagai kelompok separatis yang bertekad mendeklarasikan kemerdekaan pulau itu secara resmi.

Tsai mengatakan China tidak memiliki hak untuk berbicara atas nama Taiwan dan telah mengecamnya atas peningkatan aktivitas militer di dekat pulau itu selama setahun terakhir, yang terus berlanjut bahkan saat angka infeksi Covid-19 mengalami peningkatan.

Selanjutnya: Morgan Stanley catat beberapa bank sentral Asia akan normalisasi kebijakan moneter



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×