Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Ekonomi Singapura memang melesat sepanjang tahun 2017. Namun pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2017 menyisakan satu sinyal kecil tentang perlambatan ekonomi Singapura.
Singapura mencatat, sepanjang tahun lalu ekonomi tumbuh 3,6%. Realisasi ini di atas estimasi analis yang memproyeksikan hanya tumbuh 2,9%.
Peningkatan ekonomi Singapura didorong sektor manufaktur dan perdagangan. Selama ini, dua sektor itu menopang ekonomi Singapura. "Sektor manufaktur kemungkinan terus berkembang dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," tulis Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura dalam rilis yang dikutip Bloomberg, kemarin.
Kementerian Perdagangan Singapura memproyeksikan, industri elektronik dan presisi diproyeksikan tumbuh lebih moderat pada tahun 2018. Pertumbuhan tersebut didukung oleh permintaan peralatan semikonduktor.
Namun di kuartal terakhir tahun lalu, ekspor Singapura tampak melemah. Penyebabnya pertumbuhan ekspor di kuartal IV 2017 lebih rendah dari kuartal sebelumnya.
Kementerian Perdagangan Singapura melaporkan produk domestik bruto (PDB) Singapura pada tiga bulan terakhir tahun lalu naik 2,1% secara tahunan. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi yakni 2,8%. Namun, pertumbuhan PDB itu lebih tinggi dari survei Bloomberg pada sejumlah analis yang memperkirakan 2%.
Faktor pendorong 2018
Toh, Singapura optimistis ekonomi tahun ini bisa terus melaju. Selain perdagangan dan ekspor manufaktur, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura memproyeksikan industri keuangan, transportasi, ritel dan makanan bisa tumbuh lebih tinggi di 2018. Hal ini sejalan dengan jumlah pekerjaan yang bertambah. Namun, sektor konstruksi, teknik kelautan dan lepas pantai akan tetap lemah pada 2018.
Kementerian Perdagangan memperkirakan, PDB akan meningkat progresif sepanjang tahun ini. Singapura memprediksikan, PDB naik 1%–3% per Februari 2018, dan secara tahunan naik 3%–3,5%
Data ekonomi Singapura ternyata tidak akan mengubah kebijakan moneter Monetary Authority of Singapore (MAS). Jacqueline Loh, Wakil Direktur Pelaksana MAS mengatakan kepada wartawan Rabu (14/2), bank sentral tidak mengubah perkiraan inflasi sejak Oktober 2017.