kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Meski Tertatih-tatih, China Sepertinya Memutuskan untuk Hidup dengan COVID-19


Selasa, 27 Desember 2022 / 06:07 WIB
Meski Tertatih-tatih, China Sepertinya Memutuskan untuk Hidup dengan COVID-19
ILUSTRASI. China akhirnya memutuskan untuk hidup dengan COVID-19. REUTERS TV via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING/SHANGHAI. China akhirnya memutuskan untuk hidup dengan COVID-19. Sebagai bukti, para komuter Beijing dan Shanghai yang mengenakan masker memadati kereta bawah tanah pada Senin (16/12/2022) bahkan ketika pekerja medis garis depan berjuang untuk mengatasi jutaan infeksi baru.

Melansir Reuters, setelah tiga tahun pembatasan anti-virus corona yang keras, Presiden Xi Jinping mencabut kebijakan penguncian nol-COVID China dan pengujian tanpa henti pada 7 Desember sebagai tanggapan atas aksi unjuk rasa publik dan wabah yang meluas.

"Pencegahan dan pengendalian epidemi virus corona baru negara kami menghadapi situasi baru dan tugas baru," kata kantor berita resmi Xinhua mengutip pernyataan Xi pada hari Senin dalam sambutannya tentang kesehatan masyarakat.

Hal ini menandai salah satu rujukan pertamanya pada perubahan kebijakan China baru-baru ini.

Virus corona sekarang menyebar sebagian besar tidak terkendali di seluruh negara berpenduduk 1,4 miliar orang. Para ahli kesehatan dan penduduk meragukan tentang statistik COVID pemerintah, yang menunjukkan tidak ada kematian baru akibat COVID yang dilaporkan selama enam hari hingga Minggu.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di China Meningkat, Rumah Sakit Kewalahan Menangani Pasien

Padahal, dokter mengatakan, rumah sakit di CHina kewalahan dengan kedatangan pasien yang jumlahnya lima hingga enam kali lebih banyak dari biasanya, kebanyakan lansia.

"Semua tingkat pemerintahan harus lebih mengintensifkan upaya mereka untuk memastikan permintaan perawatan medis dan persediaan terpenuhi," kata Perdana Menteri Li Keqiang seperti dikutip Xinhua dalam laporannya.

Sementara itu, sejumlah warga China menyatakan kesiapannya untuk hidup dengan COVID-19. 

"Saya siap hidup dengan pandemi," kata warga Shanghai berusia 25 tahun, Lin Zixin. "Penguncian bukanlah solusi jangka panjang."

Tahun ini, dalam upaya untuk mencegah infeksi agar tidak terkendali di seluruh negeri, 25 juta orang di Shanghai - pusat komersial China mengalami isolasi pahit selama dua bulan di bawah penguncian yang berlangsung hingga 1 Juni.

Baca Juga: Ekonomi Global dalam Risiko Besar Gara-Gara Kasus Covid-19 China yang Parah

Jalanan Shanghai yang semarak pada hari Senin sangat kontras dengan suasana di bulan April dan Mei ketika hampir tidak ada orang yang keluar rumah.

Pasar Natal tahunan yang digelar di Bund, sebuah distrik komersial di Shanghai, sangat populer di kalangan penduduk kota selama akhir pekan. Kerumunan memadati musim perayaan musim dingin di Shanghai Disneyland dan Beijing's Universal Studios pada hari Minggu, mengantre untuk berfoto dengan mengenakan pakaian bertema Natal.

Surat kabar lokal The 21st Century Business Herald melaporkan, jumlah perjalanan ke tempat-tempat indah di selatan kota Guangzhou akhir pekan ini meningkat 132% dari akhir pekan lalu.

"Sekarang pada dasarnya semua orang telah kembali ke rutinitas normal," kata seorang warga Beijing berusia 29 tahun bermarga Han.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×