Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Microsoft mengumumkan bahwa pihaknya membatasi akses sejumlah perusahaan China terhadap sistem peringatan dini kerentanan siber, setelah muncul dugaan keterlibatan Beijing dalam serangan peretasan terhadap server SharePoint milik perusahaan tersebut.
Langkah pembatasan ini dilakukan menyusul gelombang serangan peretasan bulan lalu yang menargetkan server SharePoint. Microsoft dan sejumlah pihak menuding Beijing berada di balik sebagian serangan tersebut.
Baca Juga: Bill Gates Kurangi Saham Microsoft, Tambah Investasi di Berkshire Hathaway
Kondisi itu memicu dugaan di kalangan pakar keamanan siber bahwa telah terjadi kebocoran informasi dari program Microsoft Active Protections Program (MAPP).
Melalui MAPP, Microsoft membagikan informasi dini mengenai kerentanan keamanan kepada vendor keamanan di seluruh dunia, termasuk perusahaan di China, agar mereka bisa segera memperkuat sistem sebelum informasi tersebut diumumkan ke publik.
Dugaan Penyalahgunaan Informasi
Microsoft sebelumnya melaporkan bahwa kerentanan SharePoint disampaikan kepada anggota MAPP pada 24 Juni, 3 Juli, dan 7 Juli.
Baca Juga: Badan Nuklir AS Dibobol dalam Peretasan Microsoft SharePoint
Namun, pada 7 Juli pula perusahaan mulai mengamati adanya upaya eksploitasi.
Keterkaitan waktu ini membuat sejumlah pakar menduga bahwa ada anggota MAPP yang membocorkan informasi sehingga memicu lonjakan serangan peretasan.
Meski begitu, pemerintah China membantah terlibat dalam kasus peretasan SharePoint tersebut.
Pembatasan "Proof of Concept Code"
Dalam pernyataannya, Microsoft menegaskan bahwa beberapa perusahaan China kini tidak lagi menerima "proof of concept code" — kode simulasi yang meniru cara kerja malware asli.
Baca Juga: Serangan Siber Global Sasar Server Microsoft SharePoint, 100 Organisasi Jadi Korban
Kode ini biasanya membantu profesional keamanan memperkuat sistem lebih cepat, namun berisiko disalahgunakan oleh peretas.
"Kami menyadari bahwa informasi yang kami bagikan kepada mitra berpotensi dieksploitasi, itulah sebabnya kami mengambil langkah baik yang diketahui publik maupun yang bersifat rahasia untuk mencegah penyalahgunaan," kata Microsoft.
"Kami secara berkala meninjau partisipan dan menangguhkan atau mengeluarkan mereka jika terbukti melanggar kontrak, termasuk larangan terlibat dalam serangan ofensif."
Microsoft menolak menjelaskan detail investigasi terkait kasus peretasan maupun menyebutkan perusahaan mana saja yang dibatasi aksesnya.