Sumber: Daily Investor | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bill & Melinda Gates Foundation Trust melakukan perombakan besar dalam portofolio investasinya pada kuartal kedua 2025.
Laporan pengajuan 13F yang disampaikan ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) mengungkapkan bahwa lembaga tersebut mengurangi kepemilikan saham di Microsoft, sekaligus meningkatkan investasinya di Berkshire Hathaway.
Portofolio Yayasan ini pada periode tersebut tercatat terdiri dari 24 saham dengan nilai keseluruhan mencapai US$ 47,02 miliar atau sekitar Rp 838,82 triliun.
Baca Juga: Bill Gates Sebut AI Takkan Menggantikan Pekerjaan Ini Bahkan dalam 100 Tahun ke Depan
Microsoft masih menjadi posisi terbesar dengan porsi 27,27% senilai US$ 13,03 miliar (Rp53,16 triliun). Namun, kepemilikan ini terus berkurang hampir di setiap kuartal sejak akhir 2023.
Sebaliknya, trust memperluas kepemilikannya di Berkshire Hathaway, perusahaan investasi milik Warren Buffett. Nilai investasinya melonjak 40,48% menjadi US$ 11,72 miliar, menjadikan Berkshire sebagai saham terbesar kedua dalam portofolio yayasan.
Selain dua langkah besar tersebut, sebagian besar kepemilikan trust tidak berubah. Investasi masih tersebar di perusahaan global seperti Walmart, Coca-Cola, FedEx, serta produsen bir AB InBev yang tercatat di Bursa Efek New York.
Untuk AB InBev, trust memegang 1,7 juta lembar saham senilai US$ 117,03 juta , atau sekitar 0,24% dari total portofolio.
Bill & Melinda Gates Foundation Trust, yang didirikan pada tahun 2000, memisahkan fungsi pengelolaan dana dan kegiatan filantropi sejak 2006. Trust bertugas mengelola dana abadi yang menopang aktivitas yayasan dalam mendanai berbagai inisiatif sosial.
Baca Juga: Bill Gatess Sebut 3 Profesi yang Paling Tangguh Menghadapi Pengambilalihan AI
Strategi investasi yayasan tampak semakin terdiversifikasi, dengan kepemilikan substansial di sektor teknologi, barang konsumsi, industri, dan transportasi.
Meski terus mengurangi sebagian saham besar, yayasan menyalurkan modal pada perusahaan dengan kinerja konsisten sekaligus membuka ruang bagi peluang pertumbuhan baru.
Perubahan portofolio ini menunjukkan langkah hati-hati yayasan dalam menjaga keseimbangan antara misi filantropi dan strategi investasi, sambil tetap menyesuaikan diri dengan dinamika pasar global.