Sumber: Business Insider | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berkshire Hathaway, perusahaan investasi milik Warren Buffett, mencatat penurunan laba operasional sebesar 4% menjadi US$ 11,2 miliar pada kuartal kedua 2025.
Ini merupakan laporan keuangan pertama setelah Buffett mengumumkan rencana pengunduran dirinya sebagai CEO.
Pada periode tersebut, Berkshire kembali menjadi penjual bersih saham dengan melepas saham senilai US$ 6,9 miliar dan membeli saham senilai US$ 3,9 miliar.
Dengan demikian, perusahaan melepas kepemilikan saham senilai US$ 3 miliar secara bersih, menjadikannya kuartal ke-11 berturut-turut sebagai penjual bersih di pasar saham.
Baca Juga: Saham Berkshire Hathaway Turun 8,5% Usai Warren Buffett Umumkan Mundur Sebagai CEO
Penurunan laba disebabkan oleh berkurangnya keuntungan dari bisnis asuransi, meskipun unit usaha lain seperti BNSF Railway, Berkshire Hathaway Energy, serta divisi manufaktur, jasa, dan ritel mencatat peningkatan pendapatan.
Salah satu penyumbang utama penurunan lainnya adalah kerugian selisih kurs sebesar US$ 877 juta dari utang dalam mata uang non-dolar, berbanding terbalik dengan keuntungan US$ 446 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Berkshire kini memiliki cadangan kas sebesar US$ 344 miliar, lebih tinggi dari kapitalisasi pasar perusahaan besar seperti Coca-Cola dan Bank of America.
Pada kuartal ini, Buffett tidak melakukan pembelian kembali saham Berkshire. Perusahaan justru memangkas sekitar 27% kepemilikannya di Kraft Heinz dengan nilai penjualan sekitar US$ 5 miliar, sehingga menurunkan nilai tercatat investasinya menjadi US$ 8,4 miliar.
Baca Juga: Warren Buffett Peringatkan Potensi Bahaya dari Kebijakan Fiskal yang Sembrono
David Kass, profesor keuangan dari University of Maryland dan pengamat lama Buffett, menyebut laporan keuangan ini “seperti biasa” kecuali penurunan nilai investasi di Kraft Heinz yang menurutnya “mengejutkan” dan “mungkin terkait” dengan rencana pengunduran diri Buffett.
Beberapa analis juga mempertanyakan apakah penurunan saham Berkshire belakangan ini disebabkan oleh pengaruh dari rencana kepergian Buffett sebagai CEO.
Greg Abel telah ditunjuk sebagai penerus Buffett dan akan mengambil alih kepemimpinan pada awal tahun depan.
Para analis menilai Abel menghadapi tantangan besar, terutama karena tingginya valuasi saham publik, perusahaan swasta, maupun saham Berkshire sendiri dalam beberapa tahun terakhir telah menghambat langkah akuisisi.
Baca Juga: Warren Buffett Angkat Kaki dari Bank-Bank Raksasa, Apa yang Sebenarnya Ia Takutkan?
Minimnya peluang investasi membuat Berkshire mengurangi kepemilikannya di beberapa saham utama seperti Apple dan Bank of America, yang turut mendorong lonjakan kas ke level tertinggi sepanjang masa.
Saham Berkshire sempat mengungguli indeks S&P 500 menjelang rapat umum tahunan pada Mei lalu saat pengumuman Greg Abel sebagai CEO baru.
Namun, dalam tiga bulan terakhir, saham Berkshire justru melemah, yang oleh sebagian analis dikaitkan dengan hilangnya "premium Buffett".