Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham Berkshire Hathaway (NYSE: BRK.B) mengalami penurunan signifikan sejak Warren Buffett mengumumkan rencananya untuk mundur sebagai CEO.
Pada 3 Mei 2025, Buffett menyampaikan bahwa dirinya akan mengakhiri masa jabatannya di akhir tahun ini, dengan Wakil Ketua Greg Abel dijadwalkan mengambil alih posisi tersebut mulai 1 Januari 2026.
Meski begitu, Buffett tetap akan menjabat sebagai ketua dewan dan memberikan arahan bila diperlukan.
Penurunan Saham Setelah Pengumuman
Pada hari pengumuman, harga saham Berkshire Hathaway ditutup pada level US$539. Namun, hingga waktu publikasi artikel ini, saham tersebut telah merosot ke US$493 — penurunan sekitar 8,5%.
Baca Juga: Warren Buffett Puji Jack Blogle Paling Berjasa dari Siapa pun bagi Investor AS
Perlu dicatat bahwa meskipun mengalami tekanan baru-baru ini, saham Berkshire merupakan salah satu saham dengan kinerja terbaik sepanjang tahun 2025. Pada satu titik, saham ini sempat mencatatkan kenaikan hampir 20%.
Pengaruh Tarik-Ulur Tarif Perdagangan
Penurunan saham Berkshire terjadi bersamaan dengan aksi jual besar-besaran di pasar yang dipicu oleh pengumuman Presiden Donald Trump mengenai tarif balasan terhadap sejumlah negara mitra dagang. Kebijakan tersebut diumumkan pada peringatan “Hari Pembebasan”, yang kemudian mengguncang pasar global dan memicu kekhawatiran akan potensi resesi.
Dengan mempertimbangkan waktu terjadinya koreksi, para analis menyatakan bahwa penurunan harga saham Berkshire kemungkinan lebih dipengaruhi oleh gejolak pasar secara keseluruhan dibandingkan pergantian kepemimpinan semata.
Baca Juga: Lepas Saham Bank Besar, Warren Buffett Investasikan US$ 305 Miliar ke Aset Safe Haven
Pandangan Buffett terhadap Kebijakan Tarif
Warren Buffett sendiri dikenal sebagai tokoh yang menentang kebijakan proteksionis. Dalam pertemuan pemegang saham Berkshire Hathaway tahun 2025, ia secara terbuka mengkritik tarif perdagangan yang diberlakukan oleh pemerintah.
“Saya kira itu kesalahan besar saat Anda punya 7,5 miliar orang yang sudah tidak terlalu menyukai Anda, dan Anda punya 300 juta orang yang menyombongkan diri tentang apa yang telah mereka capai,” ujar Buffett. “Kita seharusnya berdagang dengan dunia. Kita harus melakukan apa yang kita kuasai, dan biarkan negara lain melakukan hal yang mereka kuasai.”
Buffett menekankan bahwa kebijakan tarif tidak hanya mengganggu hubungan internasional, tetapi juga dapat mengikis manfaat bersama dari perdagangan global. Ia memperingatkan bahwa langkah semacam itu hanya akan memperburuk ketegangan dalam tatanan ekonomi dunia yang sudah penuh tantangan.