Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China berencana membuka lebih banyak peluang bagi investor asing di sektor jasa, termasuk menghapus batas kepemilikan asing dalam layanan toko aplikasi (app store). Langkah ini diambil sebagai bagian dari usaha China untuk menarik lebih banyak investasi asing dan mendorong konsumsi di sektor jasa.
China berharap strategi ini dapat memperkuat ekonomi mereka yang sedang menghadapi tekanan dari meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat. Dalam rencana tersebut, China juga akan menambahkan lebih banyak kota ke dalam program percontohan pembukaan sektor jasa. Selain itu, pemerintah akan mendorong penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) di berbagai industri.
China berencana membuka lebih luas layanan telekomunikasi dan layanan digital lainnya untuk investor luar negeri. Mereka juga akan memperluas akses investor asing ke sektor kesehatan dan layanan medis.
Baca Juga: BYD Buka Pra Penjualan SUV Sealion 07 DM-i di China, Harga Mulai Rp 443,52 Juta
Di bidang keuangan, bank dan lembaga keuangan asing akan diizinkan memperluas bisnisnya. Pemerintah juga akan mendukung perusahaan multinasional yang beroperasi di China agar bisa mengelola dana antarnegara dengan lebih mudah menggunakan mata uang yuan. Selain itu, China akan memperkuat program investasi asing di pasar ekuitas privat alias Qualified Foreign Limited Partner (QFLP) yang sudah berjalan sejak 2010.
China juga mendorong bank dan perusahaan asuransi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk ikut dalam perdagangan kontrak berjangka obligasi pemerintah dalam mata uang yuan sebagai alat manajemen risiko.
Dengan langkah-langkah ini, China berharap bisa menarik lebih banyak investasi dan memperkuat sektor jasa serta ekonomi digitalnya.