kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Miliarder Filipina kroni Ferdinand Marcos meninggal dunia di usia 85 tahun


Rabu, 17 Juni 2020 / 12:20 WIB
Miliarder Filipina kroni Ferdinand Marcos meninggal dunia di usia 85 tahun
ILUSTRASI. Eduardo Cojuangco


Sumber: Bloomberg | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - MANILA. Miliarder asal Filipina Eduardo Cojuangco mantan Ketua San Miguel Corp meninggal dunia pada usia 85 tahun. Mengutip Bloomberg, Presiden San Miguel Ramon Ang, dalam sebuah pesan teks telepon genggam pada hari Rabu (17/6) mengatakan Cojuangco meninggal Selasa (16/6).

Cojuangco membantu memperluas San Miguel sebagai perusahaan bir dan makanan yang dominan di Filipina. Di bawah komando Cojuangco, San Miguel diversifikasi bisnis ke dalam energi dan infrastruktur yang menjadikannya perusahaan terbesar di Filipina.

"Cojuangco adalah manajer yang kuat, tetapi tidak kaku dengan visinya," kata Alex Pomento, yang meliput San Miguel dan Cojuangco dalam 25 tahun.

Eduardo Murphy Cojuangco Jr nama lengkap miliarder ini lahir di Manila pada 10 Juni 1935. Ia berasal dari keluarga yang mengendalikan bisnis dan politik di provinsi Tarlac, utara ibukota.  Pada tahun 1965, ketika kehilangan tawaran untuk kursi kongres, ia menguatkan hubungannya dengan Ferdinand Marcos, kandidat presiden yang sukses di partainya pada saat itu.

"Hubungan Cojuangco dengan Marcos seperti hubungan seorang putra dan ayah, hubungan Cojuangco dengan Marcos sangat menguntungkan dan membuka peluang," ujar kata Earl Parreno, penulis biografi Cojuangco.  

Pada awal 1980-an, media lokal menjuluki Cojuangco "Pac-Man" ketika ia mengambil alih industri kelapa negara itu.
Setelah Marcos digulingkan oleh Corazon Aquino, pemerintah menyita San Miguel dan aset lainnya dan menuduh di pengadilan bahwa Cojuangco mengakuisisi perusahaan kelapa secara ilegal menggunakan pajak yang dikumpulkan dari petani.

Cojuangco menghabiskan sebagian besar pengasingannya di Australia, tempat ia membiakkan dan membalap kuda. Pada tahun 1992, tiga tahun setelah kembali ke Filipina, ia mencalonkan diri sebagai presiden. Namun ia kalah, Cuma berhasil di peringkat ketiga.

"Saya tidak akan pernah menyangkal bahwa saya dekat dengan Marcos," kata Cojuangco kepada wartawan pada tahun 1998.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×