Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Militer AS mengklaim pihaknya melancarkan lebih banyak serangan di Yaman pada Rabu (24/1) pagi dengan menghancurkan dua rudal anti-kapal Houthi yang ditujukan ke Laut Merah.
Serangan AS, yang terjadi sekitar pukul 02.30 waktu setempat (23.30 GMT), adalah serangan terbaru terhadap kelompok yang didukung Iran karena menargetkan pengiriman barang via Laut Merah.
Kelompok Houthi, yang menguasai wilayah terpadat di Yaman ini, mengatakan serangan mereka merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina ketika Israel menyerang Gaza.
Serangan-serangan tersebut telah mengganggu pelayaran global dan memperdalam kekhawatiran bahwa dampak perang Israel-Hamas dapat mengganggu stabilitas Timur Tengah.
Baca Juga: Turki Akhirnya Restui Swedia Bergabung dengan NATO
“Pasukan AS mengidentifikasi rudal-rudal tersebut di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dan menyimpulkan bahwa rudal-rudal tersebut merupakan ancaman terhadap kapal dagang dan kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut,” kata Komando Pusat militer AS dalam sebuah pernyataan.
“Pasukan AS kemudian menyerang dan menghancurkan rudal-rudal tersebut untuk membela diri,” lanjut keterangan tersebut.
Sejak Amerika Serikat mulai menyerang situs militer Houthi di Yaman pada 11 Januari, Pentagon mengatakan pihaknya telah menghancurkan atau menurunkan lebih dari 25 fasilitas peluncuran dan penempatan rudal serta lebih dari 20 rudal.
Dikatakan bahwa pihaknya juga menyerang drone, radar pantai dan kemampuan pengawasan udara Houthi serta tempat penyimpanan senjata.
“Kami sangat fokus untuk menargetkan hal-hal yang mereka gunakan atau gunakan untuk melakukan serangan terhadap kapal dan pelaut internasional, dan itu akan terus menjadi fokus kami,” kata juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Patrick Ryder.
Ryder mencatat bahwa serangan terakhir Houthi terjadi pada 18 Januari, yang menunjukkan bahwa serangan tersebut mempunyai dampak.
“Sejak saat itu kami telah melakukan beberapa serangan pertahanan diri, ketika ada ancaman atau rencana peluncuran,” katanya.
Baca Juga: Militer AS dan Inggris Kembali Melancarkan Serangan ke Yaman
Para pengamat menilai strategi Biden di Yaman bertujuan untuk melemahkan militan Houthi, tetapi tidak berhasil mengalahkan kelompok tersebut atau secara langsung menghadapi Iran.
Strategi tersebut tampaknya bertujuan untuk menghukum kelompok Houthi sekaligus berupaya membatasi bahaya konflik Timur Tengah yang lebih luas.