kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Militer China lakukan latihan tembak di wilayah Tibet, siapkan serangan jarak jauh


Kamis, 29 Oktober 2020 / 14:00 WIB
Militer China lakukan latihan tembak di wilayah Tibet, siapkan serangan jarak jauh
ILUSTRASI. Salah satu armada artileri China yang ikut diterjunkan ke wilayah Himalaya, tempat bentrokan antara tentara China dan India terjadi.


Sumber: Global Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Satu brigade tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dari Komando Militer Tibet baru-baru ini melakukan latihan tembak yang berfokus pada serangan jarak jauh menggunakan berbagai jenis artileri.

Global Times mengabarkan, latihan tembak jarak jauh ini PLA lakukan di ketinggian 4.400 meter. Ketinggian ini sengaja militer China pilih untuk menguji jarak tempuh serta kemampuan artileri menempuh medan dataran tinggi.

Menurut pemimpin brigade yang tidak disebutkan namanya, selama latihan, berbagai jenis target pada jarak tembak sejauh mungkin untuk mengoptimalkan konfigurasi daya tembak.

Semua data kemampuan tembak peralatan tempur dikumpulkan dan dianalisis guna menentukan, bagaimana metode latihan terbaik untuk sederet peralatan tempur baru yang dimiliki Angkatan Darat PLA saat ini.

Selama latihan, brigade artileri dibagi ke dalam beberapa kelompok dan diminta bergerak menuju titik yang telah ditentukan secepat mungkin. Tim artileri jarak jauh ini juga diminta berlatih di malam hari dan di tengah hujan, agar terbiasa bertugas di berbagai kondisi.

Baca Juga: Uji coba kelar, Shandong kapal induk pertama China buatan lokal siap tempur

Meriam Howitzer 

Chinanews pada hari Rabu (28/10) melaporkan, brigade tersebut turut mengundang para ahli dari beberapa aspek untuk memberikan bimbingan kepada para tentara yang bertugas.

Salah satu armada artileri yang menjadi fokus dalam latihan kali ini adalah meriam Howitzer yang dipasang di kendaraan darat seperti truk. Para tentara diminta bergerak dengan cepat dalam memasang amunisi sekaligus menentukan target dengan cepat dan tepat.

"Dalam serangan di malam hari, jarak, kecepatan angin, suhu, dan faktor lainnya akan memengaruhi akurasi. Cahaya yang redup adalah masalah yang besar," ungkap Li Zhong, komandan tim Howitzer.

Lebih lanjut, Zhong menjelaskan, segala hambatan yang dialami bisa diatasi dengan sistem kontrol yang baru. Timnya mampu menyelesaikan pengaturan parameter dan mengunci target dalam beberapa detik saja.

Selanjutnya: Kirim surat ke Kim Jong Un, Xi Jinping pastikan China-Korea Utara tetap bersahabat




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×