Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Militer Amerika Serikat dan Inggris, yang mendapatkan dukungan dari militer Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Belanda, dan Selandia Baru, melancarkan serangan tambahan terhadap target militer di daerah yang dikuasai oleh kelompok Houthi di Yaman.
Serangan ini bertujuan untuk lebih mengganggu dan merusak kemampuan militer dari pejuang Houthi yang mereka sebut didukung oleh Iran.
Amerika dan sekutunya menuding Houthi menjadi biang kerok serangan yang merugikan dan destabilisasi terhadap kapal Amerika Serikat dan internasional yang secara sah melintasi Laut Merah.
Pasukan koalisi menargetkan 13 lokasi yang terkait dengan fasilitas penyimpanan senjata yang terkubur dalam tanah, sistem dan peluncur rudal, sistem pertahanan udara, dan radar milisi Houthi.
Baca Juga: Selain Irak dan Suriah, Militer Amerika Gencarakan Serangan ke Markas Houthi Yaman
Aksi keroyokan oleh Barat ini mengirimkan pesan jelas kepada pejuang Houthi bahwa mereka akan terus menerima konsekuensi lebih lanjut, jika mereka tidak mengakhiri serangan ilegal mereka terhadap kapal pengiriman internasional dan kapal angkatan laut yang melintas di Laut Merah.
"Kami tidak akan ragu untuk mempertahankan nyawa dan kelancaran perdagangan di salah satu jalur air paling kritis di dunia," kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd J. Austin III, dalam pernyataan tertulis yang diunggah Departemen Pertahanan AS Minggu (3/2).
Menhan Austin menyebut serangan ini terjadi sebagai respons terhadap serangan terus-menerus yang dilakukan oleh milisi Houthi terhadap kapal dagang dan militer di wilayah tersebut.
Koalisi internasional berharap bahwa tindakan ini akan memberikan tekanan lebih lanjut untuk mengakhiri aksi provokatif Houthi dan mendukung keamanan jalur pelayaran internasional.
Sementara itu, perwakilan militer dari negara-negara koalisi menyatakan bahwa mereka akan terus bekerja sama untuk menjaga perdamaian dan keamanan regional, serta melindungi kepentingan global dari ancaman yang merugikan.
Baca Juga: Dampak Serangan AS dan Inggris ke Houthi Yaman, Situasi Makin Memanas
Serangan negara koalisi Barat ini merupakan respons terhadap serangkaian aksi Houthi yang mereka sebut ilegal, berbahaya, dan merusak sejak.
Tercatat serangan Houthi sebelumnya dilakukan pada 11 dan 22 Januari 2024, termasuk serangan pada 27 Januari yang menyerang dan membakar kapal tanker minyak M/V Marlin Luanda berbendera Kepulauan Marshall.
Serangan hari ini secara khusus menargetkan lokasi terkait dengan fasilitas penyimpanan senjata yang terkubur dalam tanah milisi Houthi, sistem dan peluncur rudal, sistem pertahanan udara, dan radar.
Lebih dari 30 serangan oleh Houthi terhadap kapal komersial dan militer sejak pertengahan November menjadi tantangan internasional.
Menjaga konsensus luas dari komunitas internasional, koalisi negara-negara yang memiliki pandangan serupa dalam menjaga tatanan berdasarkan aturan terus berkembang.
Baca Juga: Houthi Yaman Bertanggung Jawab Atas Serangan Terhadap Kapal Tanker Norwegia
Amerika CS berkomitmen untuk melindungi kebebasan navigasi dan perdagangan internasional serta menuntut pertanggungjawaban Houthi atas serangan ilegal dan tidak dapat dibenarkan mereka terhadap pengiriman komersial dan kapal angkatan laut.
Pada pernyataan bersama negara koalisi penyerang Houthi menyebutkan tujuan serangan tetap untuk meredakan ketegangan dan mengembalikan stabilitas di Laut Merah.
Kami ingin mengulangi peringatan kepada kepemimpinan Houthi: kami tidak akan ragu untuk terus mempertahankan nyawa dan kelancaran perdagangan di salah satu jalur air paling penting di dunia menghadapi ancaman yang terus berlanjut.