Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Surutnya harga minyak dunia, membuat beberapa negara menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Tak terkecuali Vietnam. Mulai hari ini, Vietnam telah memberlakukan tarif baru bensin yang dijual secara eceran.
Pada kebijakannya kali ini, Pemerintah Vietnam menurunkan harga BBM sebesar 5,3%. Catatan saja, sekitar tiga minggu lalu, tepatnya pada 21 Juli, Pemerintah Vietnam menaikkan harga BBM sebesar 36%. Kenaikan itu dipicu karena pemerintah tidak mampu lagi menanggung beban subsidi minyak akibat tingginya harga minyak dunia yang sempat menembus rekor tertinggi mendekati level US$ 150 per barel.
Nah, kini, harga minyak dunia mulai menjinak dan berada pada posisi sekitar US$ 117 per barel. Itu artinya, harga minyak sudah turun 20% dari harga rekor bulan Juli lalu. “Pemerintah telah menginstruksikan kami untuk mengurangi harga BBM mengikuti penurunan harga minyak dunia,” ujar salah seorang pimpinan Petrolimex, perusahaan importir dan ritel minyak.
Harga eceran bensin paling populer, jenis oktan 92, kini dijajakan seharga 18.000 dong per liter. Sebelumnya, harga bensin jenis itu dijual 19.000 dong per liter. Meski ada penurunan sekitar 5,3%, namun jika dihitung, harga tersebut masih lebih tinggi 40% sejak akhir 2007 lalu.
Sementara, harga bensin dengan kandungan oktan 95 saat ini dijual 18.500 dong atau US$ 1,12 per liter. Harga tersebut turun 4% dari sebelumnya yang dipatok 19.300 dong. Sedangkan harga solar tak banyak mengalami perubahan, yakni sekitar 15.950 dong per liter.
Namun, dampak dari penurunan harga BBM itu tidak dapat terlihat dari data angka inflasi bulan Agustus. Pasalnya, Badan Statistik Pemerintah Vietnam baru mengumpulkan data untuk penghitungan indeks harga konsumen paling lambat pada tanggal 15 setiap bulan. Sementara itu, data inflasi Agustus, rencananya mulai dirilis pada minggu terakhir bulan ini. Data tersebut akan merefleksikan dampak dari adanya kenaikan harga BBM pada 21 Juli lalu.
Saat ini, negara yang merupakan pengimpor bensin dan solar kedua terbesar Asia itu berencana menyelesaikan kilang minyak pertamanya pada Februari tahun depan. Sementara, laju inflasi Vietnam pada Juli lalu menanjak setinggi 27%. Angka tersebut kemungkinan merupakan yang tertinggi dalam 17 tahun terakhir.