Reporter: Agung Ardyatmo, AFP | Editor: Uji Agung Santosa
SAN JOSE. Setelah terkurung selama lebih dari dua bulan, 33 orang pekerja tambang yang terperangkap dalam runtuhnya areal tambang emas dan tembaga di Utara Chili akhirnya bisa terselamatkan. Peluk haru dan cium mewarnai operasi pengangkatan para pekerja tambang tersebut.
Florencio Avalos langsung memeluk istri dan anak laki-lakinya, begitu keluar dari kandang baja yang mengangkut dirinya dari areal pertambangan yang telah menjadi tempat tinggal sementaranya, selama 69 hari. Presiden Chili Sebastian Pinera yang turut serta menyaksikan operasi penyelamatan tersebut, tak luput dari pelukannya, sebelum akhirnya pria berusia 31 tahun itu dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Pekerja tambang kedua yang berhasil keluar, Mario Sepulveda pun tak luput dari tepuk tangan para tim penyelamat, pejabat pemerintah, dan keluarga para pekerja, yang turut menyaksikan misi penyelamatan tersebut. Misi penyelamatan pun terus dilakukan, dan tim penyelamat optimistis semua korban yang terjebak bakal berhasil diselamatkan.
Ke-33 pekerja tambang tersebut, 32 orang dari Chili dan 1 orang dari Bolivia, telah terperangkap di kedalaman ratusan meter dibawah tanah sejak 5 Agustus silam. 17 hari paska kejadian, saat seluruh orang meyakini mereka semua telah tewas, tim penyelamat menemukan tanda-tanda kehidupan. Selama ini, para pekerja bertahan hidup dengan memakan persediaan makanan yang tersedia didalam sana. Tim penyelamat pun bergegas mengebor lubang, dan segera mengirimkan persediaan makanan, peralatan komunikasi, dan barang-barang lainnya, untuk mempertahankan hidup mereka.
Selama terjebak, banyak dari mereka yang mengeluhkan sesak napas, iritasi kulit, tekanan darah tinggi.
Kejadian ini sendiri mendapat tanggapan masyarakat internasional. Para bintang sepak bola dari klub Barcelona, Spanyol, bahkan mengirimkan kaos replika Barcelona yang lengkap ditandatangani pemain, sebagai bentuk dukungan kepada para pekerja tambang tersebut.