Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Kandidat Presiden dari Partai Republik Mitt Romney memiliki slogan baru yang diangkat dalam kampanye menjelang pemilihan Presiden AS November mendatang. Dalam sebuah wawancara di hadapan wartawan, Romney mengatakan, "Saya akan menjadi Presiden yang pro-kehidupan". Dia juga menegaskan, jika terpilih, dia tidak berniat menyetujui peraturan anti-aborsi.
"Saya akan mengatakan berulang-ulang, saya adalah kandidat yang pro-kehidupan. Saya akan menjadi Presiden yang pro-kehidupan," jelas Romney menjawab pertanyaan wartawan pada saat kampanye di Bun's Restaurant di Delaware, Ohio.
Dia menjelaskan, ada sejumlah agenda yang akan dijalankan jika dia terpilih menjadi Presiden AS. Salah satunya, dia akan menghilangkan pendanaan Planned Parenthood dalam proposal anggaran federal dan menekankan pelarangan penggunaan bantuan dana asing AS untuk mendanai aborsi di luar negeri.
"Saya tidak cukup familiar dengan peraturan aborsi yang akan menjadi bagian dalam agenda saya," jelasnya. Sejumlah pihak menilai, pernyataan Romney ini merupakan upayanya untuk mempertahankan posisi menjelang pemilu 6 November mendatang.
Namun, dia tidak merinci apa yang akan dia lakukan jika Kongres yang seandainya akan dikuasai Republik menyetujui undang-undang aborsi dan mengirimkan kepada dirinya untuk ditandatangani.
Pernyataan Romney menuai kritik dari pendukung hak aborsi Obama. Mereka menuduh, Romney menyembunyikan sikap sebelumnya mengenai isu yang sangat sensitif ini untuk memenangkan suara pemilih perempuan, yang sangat penting bagi kedua kandidat.
"Romney bisa saja mengubah imejnya dalam empat pekan sebelum Pemilu berlangsung. Namun, dia tidak dapat mengubah fakta bahwa kaum perempuan tidak dapat mempercayai dia," jelas juru bicara kampanye Obama Lis Smith.
Sementara, Stephanie Schriock, president of Emily's List, yang menggalang dana bagi kandidat wanita yang mendukung aborsi, menyatakan pernyataan Romney bertolak belakang dengan sebelumnya dan berputar lebih cepat sehingga juru bicaranya sendiri merasa sulit untuk mengikutinya.