Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Penyebaran kasus virus Covid-19 varian Omicron di kawasan Asia semakin mengkhawatirkan. Lonjakan kasus semakin tinggi yang mengancam pemulihan ekonomi di kawasan ini.
Korea Selatan dan Singapura misalnya mencatat rekor tertinggi baru kasus harian Covid-19. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel melaporkan 36.362 kasus baru Covid-19 pada Sabtu (5/2), tertinggi sejak pandemi. Ini merupakan yang pertama kalinya negara ini mencatatkan kasus harian tembus 30.000.
Sementara Singapura melaporkan 13.208 kasus baru Covid-19 pada Jumat (4/2), untuk pertama kali menembus angka 10.000. Itu terdiri dari 13.046 infeksi lokal dan 162 kasus impor. Kasus baru tersebut melonjak hampir 9.000 dari hari sebelumnya.
Kementerian Kesehatan Singapura menyebutkan, tingkat pertumbuhan infeksi mingguan mencapai 1,39, naik dari 1,23 pada Kamis (3/2). Hingga Jumat (4/2), total kasus Covid-19 di Singapura mencapai 379.681.
Baca Juga: Pasar Infrastruktur Cloud Melonjak Menjadi US$ 178 Miliar Sepanjang 2021
Sementara kasus Covid-19 di Jepang meroket ke angka 1.000 lebih kasus Jumat (4/2) untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir. Adapun per Kamis (3/2), Negeri Sakura ini mencatatkan total 96.748 kasus Covid-19.
Kementerian Kesehatan Jepang menyebut pasien yang sakit parah naik 131 kasus menjadi 1.042 kasus dari hari sebelumnya yang merupakan rekor tertinggi sejak September ketika varian Delta mendorong gelombang kelima. Pemerintah sedang mempertimbangkan perpanjangan pembatasan selama dua minggu di 13 wilayah, termasuk di Tokyo.
Sejumlah ekonom dalam jajak pendapatan yang dilakukan Reuters memperkirakan ekonomi Jepang pada kuartal IV 2021 kemungkinan akan pulih karena konsumsi sudah meningkat selama penurunan kasus Covid-19. Namun, ekonomi Jepan diprediksi akan merosot pada kuartal I 2022 dan kembali kontraksi karena lonjakan infeksi varian Omicron.
Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan harga grosir terus naik pada Januari dari tahun sebelumnya, tanda biaya energi dan bahan baku yang lebih tinggi akan terus mengikis keuntungan perusahaan.
Baca Juga: FBI Waspadai Besarnya Ancaman China terhadap AS di Dunia Digital
Ekonomi Jepang kuartal IV 2021 diprediksi akan tumbuh 5,8% year on year (YoY), rebound dari kontraksi 3,6% pada kuartal III. Peningkatan itu sebagian besar didorong oleh kenaikan 2,2% dalam konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari setengah produk domestik bruto (PDB) Jepang.
"Ekonomi Jepang jelas meningkat pada Oktober-Desember, karena lalu lintas pejalan kaki pulih berkat pencabutan pembatasan COVID-19 dan penurunan kasus infeksi," kata ekonom di SMBC Nikko Securities dikutip Reuters, Minggu (6/2).
Harga grosir naik 8,2% pada Januari dari tahun sebelumnya, melambat untuk bulan kedua berturut-turut tetapi masih berada di dekat rekor 9,0% yang dicapai pada November, menurut jajak pendapat tersebut. Pengeluaran rumah tangga kemungkinan naik 0,3% pada Desember dari tahun sebelumnya, menandai kenaikan pertama dalam lima bulan.
Adapun Thailand sudah mencatatkan perlambatan aktivitas ekonomi pada Januari akibat wabah Omicron menurut bank sentralnya. Itu memotong pemulihan pada kuartal IV lalu setelah terdorong ekspor yang kuat dan pelonggaran pembatasan mobilitas.
Penangguhan masa karantina untuk kedatangan penerbangan Internasional pada Desember sudah sempat membawa dampak positif ke Pariwisata negara ini. Namun, peningkatan kasus Omicron bisa mengancam ekonomi Thailand.
"Kami melihat ada penyebaran Omicron di akhir Desember. Itu agak memperlambat aktivitas ekonomi di Januari. Tapi sebagian dari itu adalah penyesuaian musiman," Chayawadee Chai-Anant, Direktur Senior di Bank of Thailand.
Pada bulan Desember, ekonomi membaik dari November dengan ekspor meningkat dan pariwisata membaik menyusul pembukaan kembali yang luas untuk pengunjung asing pada November, setelah 20 bulan karantina wajib yang melihat kedatangan tahunan turun menjadi kurang dari 1% dari angka pra-pandemi.