kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Moodys: Bank AS akan Mengalami Kerugian Lebih Besar setelah Krisis SVB


Rabu, 15 Maret 2023 / 07:31 WIB
Moodys: Bank AS akan Mengalami Kerugian Lebih Besar setelah Krisis SVB
ILUSTRASI. Moody's, telah mengeluarkan peringatan terbaru bahwa akan ada lebih banyak kerugian di masa depan untuk sistem perbankan AS pasca bangkrutnya SVB. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Maria Gelvina Maysha | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Perusahan pemeringkat raksasa, Moody's, telah mengeluarkan peringatan terbaru bahwa akan ada lebih banyak kerugian di masa depan untuk sistem perbankan AS setelah runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB).

Melansir BBC, Moody's memangkas prospek sektor perbankan ini menjadi "negatif" dari stabil, sambil memperingatkan kemerosotan yang cepat dalam lingkungan operasi.

Penurunan peringkat terjadi karena saham perbankan di AS dan Eropa pulih menyusul kerugian sebelumnya.

Tapi Moody's mengatakan beberapa bank lain menghadapi risiko penarikan dana dari pelanggan.

Dikatakan, kenaikan suku bunga juga menimbulkan tantangan bagi sektor perbankan. Yakni, dengan mengekspos bank yang membeli aset seperti obligasi pemerintah ketika suku bunga rendah, sehingga berpotensi mengalami kerugian besar.

Baca Juga: Luhut Pandjaitan Bicara Soal Kolapsnya SVB, Minta Bank Tetap Super Hati-Hati

"Bank dengan kerugian sekuritas substansial yang belum terealisasi dan dengan deposan AS non-ritel dan tidak diasuransikan mungkin masih lebih sensitif terhadap persaingan deposan," kata Moody's dalam laporan tersebut.

Moody's menambahkan, "Kami memperkirakan tekanan akan bertahan dan diperburuk oleh pengetatan kebijakan moneter yang sedang berlangsung, dengan suku bunga kemungkinan akan tetap lebih tinggi lebih lama sampai inflasi kembali ke dalam kisaran target Fed."

Pihak berwenang telah bertindak cepat untuk mencoba menahan dampak setelah kejatuhan yang mengejutkan dari Silicon Valley Bank (SVB), bank terbesar ke-16 di AS.

Perusahaan, pemberi pinjaman utama untuk perusahaan teknologi, mengalami kebangkrutan pada minggu lalu setelah mengalami rush atau penarikan dana besar-besaran oleh nasabah. Aksi itu dipicu oleh pengungkapan bank bahwa mereka perlu mengumpulkan uang dan terpaksa menjual portofolio aset, sebagian besar obligasi pemerintah, dengan kerugian.

Baca Juga: Silicon Valley Bank Alami Kebangkrutan, Sri Mulyani Ungkap Penyebabnya

Regulator AS mengambil alih bank dan mengatakan mereka akan menjamin simpanan di atas level US$ 250.000 yang biasanya diasuransikan oleh pemerintah. Mereka mengambil langkah serupa di Signature Bank yang lebih kecil.

Pejabat dari Departemen Kehakiman dan Komisi Sekuritas dan Bursa sekarang sedang menyelidiki keruntuhan tersebut, lapor media AS.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×