Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Moody's Investors Service mengatakan, Indikator Tekanan Likuiditas Asia atau Asian Liquidity Stress Indicator (Asian LSI) semakin membaik untuk tiga bulan berturut-turut menjadi 24,7% pada Januari 2018 dari 26,2% pada Desember 2017. Ini artinya, Asian LSI menguat ke level terendah sejak Juli 2015.
Informasi saja, LSI Asia mengukur persentase perusahaan dengan yield tinggi dengan skor tingkat likuiditas spekulatif Moody's. Indikator iniĀ meningkat saat tingkat spekulatif likuiditas memburuk.
"Data untuk Januari 2018 turun ke tingkat terendah sejak Juli 2015, dan berada di bawah tingkat rata-rata 12 bulan di level 26,5%, didorong dari aktivitas refinancing yang kuat dalam 12 bulan terakhir," kata Brian Grieser, Wakil Presiden Moody's dan Senior Credit Officer.
Lima belas kesepakatan obligasi ditutup selama Januari 2018, dengan nilai total mencapai US$ 4,8 miliar. Ini juga merepresentasikan penerbitan bulanan terkuat dari utang dengan tingkat yield tinggi dari Moody's di Asia sejak Juni 2017.
"Tapi LSI Asia tetap sedikit di atas rata-rata indikator 23,1%, yang menunjukkan bahwa likuiditas yang lemah masih menjadi masalah bagi beberapa perusahaan di Asia," tambah Grieser.
Di Asia, sub indikator Asia Utara memburuk dari bulan ke bulan -menjadi 28,0% pada Januari 2018 dari 27,8% pada Desember 2017. Sementara, sub-indikator Asia Selatan dan Asia Tenggara membaikĀ menjadi 18,5% dari 23,1% pada periode yang sama.
Analisis Moody's ini dilaporkan dalam laporan bulanan yang baru dirilis berjudul "LSI Asia membaik menjadi 24,7% pada Januari 2018 dari 26,2% pada Desember 2017".
Laporan Moody's menjelaskan bahwa untuk portofolio Asia Utara, sub indikator China melemah menjadi 29,5% pada Januari 2018 dari 29,1% pada Desember 2017, dengan sub-indikator industri hasil panen China memburuk menjadi 37,5% dari 35,9%. Sebaliknya, sub indikator properti China dengan yield tinggi membaik 22,9% dari 23,4%.