Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Lembaga pemeringkat Moody's menyebut kebijakan penetapan tarif impor baja dan aluminum oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, hanya akan berdampak kecil pada industri baja di Asia.
Pasalnya, menurut riset Moody's, ekspor baja Asia ke AS kurang dari 1% produk domestik bruto (PDB) atau total ekspor Asia. Bahkan bagi Korea Selatan (Korsel) yang memiliki jumlah ekspor terbesar ke AS, dampak kebijakan tarif Trump tergolong moderat terhadap Posco Steel dan Hyundai Steel.
Analis Moody's dalam laporan riset yang diunggah pada akun twitter Moody's Investor Service, menyebutkan, kebijakan tarif Trump merupakan kebijakan yang kontradiktif karena tidak akan mampu menekan China sebagai produsen baja terbesar di dunia, dengan total produksi setengah dari baja dunia. Dikatakan kontradiktif, karena menurut International Trade Administration, China bukanlah lima eksportir baja terbesar ke AS.
Kebijakan ini justru akan berdampak pada mitra dagang utama AS, yakni Kanada, Korsel dan Mexico. Impor baja AS dari ketiga negara ini masing-masing mencapai 16%, 10% dan 9% dari total volume impor baja AS.
Sisi negatif bagi Asia, lanjut Moody's, adalah adanya persaingan yang lebih ketat di Asia setelah Trump secara efektif memberlakukan penetapan tarif impor baja.
Di sisi lain, analis Moody's juga menyebutkan, perang tarif kemungkinan akan terjadi di masa mendatang dengan China sebagai aktor utama yang akan membalas penetapan tarif impor untuk produk-produk AS. Jika terjadi pembalasan dari China, jelas akan merugikan eksportir AS.