Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Nasdaq Inc menyepakati pembelian dengan penyedia teknologi keamanan digital Verafin senilai US$ 2,75 miliar secara tunai. Verafin yang berbasis di St John, Newfoundland, dan Labrador menyediakan jasa komputasi awan yang membantu penggunanya untuk mendeteksi dan melaporkan kejahatan keuangan
“Kejahatan keuangan, termasuk pencucian uang adalah tantangan tersulit dan terbesar yang dihadapi perbankan di seluruh dunia. Di saat yang sama para regulator juga meminta agar bank, fintech, dan lembaga intermediasi menjadi lini terdepan memerangi kejahatan tersebut,” ujar CEO Nasdaq Adena Fiedman dikutip Bloomberg, Jumat (20/11).
Ia menambahkan, setidaknya dalam setahun nilai pencucian uang mencapai US$ 2 triliun terhadap pasar senilai US$ 12,5 miliar yang ditaksir bakal meningkat 17% sampai 2024.
Friedman juga bilang aksi akuisisi Verafin jadi salah satu upaya Nasdaq untuk menyediakan peranti lunak buat menganalisis industri keuangan lebih tepat lagi.
Saat ini sejumlah bank memang masih menggunakan teknologi konvensional yang tak terlalu efektif mendeteksi tindakan pencucian uang dankejahatan keuangan. “Ini masalah serius, denda buat perbankan juga besar dan sangat mengkhawatirkan buat para CEO bank,” ungkap SVP Nasdaq Valerie Bannert-Thurner.
Baca Juga: Wall Street naik, didukung stimulus baru yang meredakan kekhawatiran shutdown
Dalam transaksi ini Nasdaq akan menggandeng JPMorgan Chase & Co Everore Inc mempimpin tim sebagai penasihat keuangannya. Sementara anggotanya berasal dari Bank of America Corp, Goldman Sachs Group, Morgan Stanley and Toronto-Dominion Bank. Sedangkan Verafin akan melibatkan William Blair & Co.
Pasca akusisi, Verafin direncanakan akan tetap memiliki kantor pusat di St. John. Para pemimpin mereka juga akan tetap mengoperasikan perusahaan. Adapun transaksi ditargetkan rampung pada kuartal pertama 2021.