Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Aksi akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan pembuat jejaring sosial kelas dunia memang terbilang spektakuler. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah perusahaan tersebut sudah berganti pemegang saham dengan biaya pembelian bernilai miliaran dollar AS .
Contoh terbaru adalah pembelian Linkedin Corp. situs jejaring sosial karier para profesional oleh Microsoft Corp senilai US$ 26,2 miliar. Asal tahun saja, transaksi tersebut adalah harga pembelian aset tertinggi yang pernah dilakukan Microsoft sepanjang sejarah perusahaan itu berdiri.
Sebelumnya Microsoft telah menghabiskan dana US$ 9,4 miliar untuk membeli saham Nokia di tahun 2014. Pada tahun 2011, Microsoft juga telah mengakuisisi layanan panggilan video (video calling) Skype. Pembelian Linkedin oleh Microsoft bertujuan untuk mensinergikan jaringan dari 433 juta profesional dengan bisnis sistem awan (cloud) perusahaan perangkat lunak yang didirikan oleh Bill Gates tersebut.
Seperti diberitakan Bloomberg, Selasa (14/6), untuk membeli Linkedin, Amy Hood, Chief Financial Officer (CFO) Microsoft mengaku akan mendanainya dari utang, meski saat ini perusahaannya memiliki duit tunai US$ 105 miliar.
Adapun aksi mega akuisisi sebelumnya adalah pembelian WhatsApp oleh Facebook pada Oktober 2014. Untuk membeli WhatsApp, Facebook membayar sebanyak US$ 22 miliar. Untuk jumlah anggota, WhatsApp hingga kini mampu menjaring tak kurang dari 600 juta pengguna.
Twitter siap dicaplok
Baik Linkedin dan WhatsApp, memang cukup fenomenal sehingga biaya untuk mencaplok kedua perusahaan tersebut butuh dana puluhan miliar dollar AS. Yang juga menarik adalah nasib penjualan saham Twitter Inc.
Asal tahu saja, pembelian Linkedin oleh Microsoft turut mengerek harga saham Twitter. Senin, harga saham Twitter naik 4%. Kenaikan ini seiring optimisme Twitter juga akan segera dibeli calon investor, yakni Apple dan Google.
Sebab, hingga kini Apple belum sekalipun berinvestasi di media sosial. Di sisi lain, Apple memerlukan alternatif pendapatan lain saat kontribusi dari iPhone mulai tertekan. Hingga kini, Twitter diprediksi memiliki jumlah anggota sebanyak 400 juta orang.
Aplikasi ini sempat menikmati masa jaya kala harga sahamnya ada di level US$ 73 per saham pada akhir 2013 yang mengerek valuasi perusahaan ke level US$ 50 miliar. Namun kini harga saham perusahaan itu hanya US$ 15 per saham dengan total valuasi US$ 10,4 miliar.