Reporter: Agung Ardyatmo, AFP | Editor: Uji Agung Santosa
LONDON. Presiden AS Barack Obama memperingati Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, jika Turki tetap mempertahankan posisinya atas Israel dan Iran, hal itu bisa mengancam rencana pembelian senjata Turki dari AS.
Financial Times memberitakan, Erdogan berkeinginan untuk membeli persenjataan dari AS untuk memberangus perlawanan gerakan pemberontak Kurdi, terutama setelah pasukan AS bakal meninggalkan Iran akhir tahun depan. Pasukan Kurdi selama ini menempati basis mereka di daerah pegunungan utara Irak, dekat perbatasan Turki.
Seorang pejabat Gedung Putih mengungkapkan, Presiden Obama telah berbicara dengan PM Erdogan, bahwa beberapa sikap politik Erdogan terhadap Israel dan Iran, bakal mengundang pertanyaan dari kongres. "Terutama apakah AS masih bisa mempercayai Turki sebagai aliansi mereka," tambah sang pejabat.
Dalam sidang Dewan Keamanan PBB bulan Juni lalu, secara terus terang AS mengungkapkan kekecewaannya kepada Turki, setelah Turki mengambil keputusan menentang pengenaan sanksi terhadap Iran. "Hal ini bisa berarti, beberapa permintaan Turki kepada kami, misalnya saja untuk menyediakan perlengkapan persenjataan untuk menghantam pasukan Kurdi bakal sulit untuk disetujui kongres," imbuh sang ofisial.
Turki sendiri berargumen, bahwa Iran seharusnya diberikan kesempatan untuk meneruskan program nuklir nya dengan Turki dan Brasil. Hubungan Turki dan Israel mulai memanas, setelah pasukan Israel menyerang kapal Turki yang hendak membawa bantuan ke Gazza akhir Mei lalu. Dalam insiden tersebut, sembilan warga Turki menjadi korban serangan pasukan Israel.
Dalam KTT G-20 di Toronto bulan Juni lalu, Obama secara langsung telah meminta Erdogan supaya tidak lagi membesar-besarkan kejadian penyerangan tersebut.