Sumber: BBC | Editor: Yudho Winarto
DALAM salah satu lawatan bersejarah selama menjabat sebagai presiden Amerika Serikat, Barack Obama mendarat di Kuba pada Minggu (20/3) waktu setempat.
Kunjungan Obama tercatat sebagai lawatan presiden pertama Amerika Serikat dalam kurun 88 tahun terakhir.
"Menanti-nantikan untuk bertemu dan mendengar langsung dari rakyat Kuba," Obama berkata lewat Twitter begitu tiba di Havana.
Pemerintah Kuba menyatakan siap membahas segala persoalan dalam kunjungan bersejarah ini, termasuk hak asasi manusia dan demokrasi.
Namun seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Josefina Vidal mengatakan kedua masalah tersebut tidak akan dinegosiasikan.
"Tak ada kebijakan di Kuba yang harus diobrak-abrik demi memajukan normalisasi hubungan dengan Amerika Serikat. Dalam kasus Amerika Serikat berbeda karena selama bertahun-tahun, mereka mengadopsi kebijakan-kebijakan yang bermusuhan terhadap Kuba," kata Vidal.
Dalam lawatan ini, Presiden Obama dijadwalkan bertemu dengan Presiden Raul Castro untuk membicarakan perdagangan dan reformasi.
Meskipun terjadi permusuhan selama puluhan tahun antara dua musuh Perang Dingin, banyak rakyat Kuba menanti-nantikan kunjungan Obama.
Muncul pula penentangan terhadap kedatangan Obama di ibu kota Kuba, Havana. Sekelompok pembangkang ditangkap di Havana beberapa jam sebelum Obama tiba.
Aparat keamanan menciduk puluhan pemrotes dari kelompok istri-istri tahanan politik dari luar sebuah gereja. Di sana, mereka menggelar aksi protes setiap pekan.