Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Layanan open banking tidak hanya berlaku dalam lingkup lokal di satu negara saja tetapi jaringannya bakal meluas secara global. Salah satu startup open banking, Ivy, kini sedang fokus membangun jaringan global.
Open Banking merupakan sistem yang membuat bank bisa membuka datanya melalui teknologi application programming interface (API) dalam membuka layanannya ke nasabah.
Jika jaringannya berkembang secara global maka perbankan terbuka berpotensi mengubah peta sistem pembayaran global dengan menggusur posisi raksasa jaringan pembayaran seperti Visa dan Mastercard dalam sistem pembayaran yang bisa dilakukan kapan dan dimana pun.
Ivy baru saja meraih pendanaan seri A sebesar US$ 20 juta yang dipimpin investor ternama Valar ventures. Pendanaan baru itu datang hanya berselang lima minggu setelah startup asal Jerman ini menyelesaikan putaran pendanaan awal yang dipimpin VC Ceandum senilai US$ 7,7 juta.
Putaran pendanaan yang begitu cepat ini menandakan bahwa investor menyakini prospek open banking semakin terbuka. Ivy juga menunjukkan perkembangan signifikan jumlah mitra dan telah menjalin kesepakata dengan perbankan besar.
Ivy menyakini bahwa open banking akan mengglobal. Ferdinant Dabitz , CEO Ivy mengatakan teknologi perbankan terbuka saat ini masih sangat lokal. Itu sebabnya, Ivy berusaha mengembangan jaringannya globalnya.
“Kami percaya 10 tahun ke depan, open banking akan menemukan satu titik kontak, seperti yang diciptakan Visa pada pembayaran kartu. Oleh karena itu, jaringan global itu harus dibangun sekarang," kata Dabitz pada TechCrunch dilansir Jumat (1/9).
Baca Juga: Sejumlah Bank Gencar Kembangkan Fitur Layanan Investasi Melalui Mobile Banking
Open banking saat ini berkembang di pasar nasabah ritel. Di Eropa saja sudah ada lebih dari 400 penyedia teknologi open bankin tetapi transaksinya terbatas pada transaksi domestik dan hanya melibatkan satu mata uang.
Layanan Ivy mencakup alat bagi merchant untuk mengintegrasikan opsi rekening pembayaran open banking saat check out dan smart routing , manajemen risiko, pembayaran instan dan payment link.
Sebagian besar provider layanan pembayaran saat ini fokus pada pembayaran kartu. Sehingga kehadiran open banking tidak hanya akan mendatangkan gangguan tetapi juga beroperansi melakukan kanibalisme dengan cara lain. Namun, sistem ini membawa opsi baru bagi nasabah perbankan.
Kesepakatan yang melibatkan startup open banking sudah banyak terjadi sebelumnya. Tink dari Swedia diakuisisi Visa senilai US$ 2 miliar pada 2021. TrueLayer kini memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar, lalu Volt di Inggris sudah berharga lebih dari US$ 350 juta.
Dabitz mengatakan, Ivy memiliki sekitar 5.000 bank di 50 wilayah geografis, mencakup total 500 juta rekening bank, yang terintegrasi dengan platformnya. Platform ini saat ini melayani pasar EMEA, Asia Tenggara, Amerika Serikat, dan Amerika Latin. Pelanggannya meliputi pedagang online di pasar, e-commerce, travel, dan fintech.
Bank masuk ke Ivy secara gratis dan secara teknis mereka bukan pelanggannya — pedagang yang mengintegrasikan API-nya adalah: mereka membayar biaya kepada Ivy dalam skala besar tergantung pada volume transaksi. Biaya yang lebih rendah adalah salah satu nilai jual utama untuk mengintegrasikan layanan perbankan terbuka.
Adapun investor yang ikut masuk dalam pendanaan awal Ivy diantaranya Juara Dunia Formula Satu Nico Rosberg, pendiri FlixBus, Daniel Krauss, Jochen Engert dan André Schwämmlein, dan Martin Blessing (Mantan CEO Commerzbank).