kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Operasi terselubung puluhan ribu akun Twitter menghancurkan masa depan NBA di China


Kamis, 17 Oktober 2019 / 20:36 WIB
Operasi terselubung puluhan ribu akun Twitter menghancurkan masa depan NBA di China
ILUSTRASI. Penjaga Toronto Raptors Jose Calderon pergi ke keranjang melawan penjaga New York Knicks Jeremy Lin (kiri) selama paruh pertama pertandingan basket NBA mereka di Toronto 14 Februari 2012.


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cuitan seorang petinggi klub NBA Houston Rockets Daryl Morey di Twitter mendukung demonstrasi di Hong Kong berbuntut panjang. Para sponsor yang berasal dari China langsung menarik diri dari NBA.

Cuitan Morey pada Jumat (4/10) menjadi dosa besar seluruh penghuni NBA hingga menjadi bulan-bulanan akun-akun lain di Twitter. Wall Street Journal bersama para peneliti media sosial pun menganalisa ada sekitar 170.000 tweet yang berkaitan dengan cuitan Morey saat itu.

Baca Juga: Gara-gara ini, NBA hampir kehilangan seluruh sponsor utama dari China

Dari hasil analisa, ternyata cuitan Morey pada saat itu memang menjadi target sebuah kampanye yang mengarahkan ke masa depan NBA di China.
Dalam 12 jam segera setelah cuitan Morey, akun manajer umum Houston Rockets itu langsung dibanjiri dengan komentar dari akun pro-China lebih dari 16.000 kali, menurut Ben Nimmo seorang analis senior di Atlantic Council’s Digital Forensic Research Lab.

"Sepertinya ada manusia di keyboard banyak dari posting ini, ini bukan gerombolan bot. Itu adalah gerombolan troll. Yang jauh lebih sulit untuk dihadapi," ujar Nimmo.

Peneliti Universitas Clemson, Darren Linvill dan Patrick Warren melihat ada 168.907 cuitan berkaitan Morey antara 4 Oktober hingga 10 Oktober. Dari cuitan itu menunjukkan bahwa 22% berasal dari akun dengan 0 pengikut dan 50% berasal dari akun dengan kurang dari 13 pengikut.

Lalu ada 4.855 total pengguna di semua yang tidak pernah tweeted sampai mereply tweet Morey dan 3.677 akun yang tidak ada cuitannya.

"Saya tidak mengatakan ini adalah operasi yang berafiliasi dengan negara. Tapi saya hanya melihat begitu banyak akun baru yang digunakan pada satu waktu ketika itu adalah operasi yang berafiliasi dengan suatu negara," ujar Linvill.

Gerombolan troll memang dapat melibatkan aktivitas yang diatur oleh sekelompok orang yang menjalankan banyak akun.

Baca Juga: Ketika bos klub basket Amerika dibully di China karena mendukung demonstran Hong Kong

Bayangkan kerja para troll ini dalam menanggapi tweet petinggi NBA itu, notifikasi pada telepon Morey muncul dengan laju hampir dua per detik. Lebih dari 4.700 balasan yang mengerumuni akunnya termasuk kata-kata "ibumu sudah mati".

"Ini adalah taktik intimidasi klasik: memposting secara massal di akun seseorang untuk menjerit dan si pemosting agar diam," kata Nimmo.

Hasilnya memang terbukti, Morey langsung merasa bersalah dan menghapus cuitan itu. Ia merasa seolah-olah publik China marah atas cuitan itu.

Setelah itu, ia mencuit kembali dan minta maaf. Serangan troll tak berhenti, cuitan Morey kembali diserang hingga akhirnya ada respons sponsor-sponsor NBA dari China menarik diri.

Menurut Clemson, tujuan dalam serangan troll ini adalah untuk memanipulasi percakapan tentang protes Hong Kong. Para troll itu ingin menunjukkan bahwa orang lebih peduli dengan pro China dibandingkan Hong Kong.

Baca Juga: Inilah kesalahan terbesar yang kerap dilakukan entrepreneur

Ini bukan pertama kalinya ada upaya kampanye disinformasi soal Hong Kong. Twitter sudah pernah mengidentifikasi ada kampanye disinformasi pada bulan Agustus. Banyak akun yang ditangguhkan saat itu. Twitter mencatat 936 akun berkaitan kampanye anti Hong Kong.

Dalam persoalan cuitan Morey, Twitter juga sudah menangguhkan akun-akun tak jelas. "Aktivitas terkoordinasi dan bentuk manipulasi platform lainnya tidak memiliki tempat di layanan kami," kata juru bicara Twitter.

NBA yang besar karena media sosial kini terancam juga karena satu cuitan di media sosial.




TERBARU

[X]
×