Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KUALA LUMPUR. Ringgit Malaysia melemah atas dolar. Pelemahan tersebut disebabkan adanya spekulasi bahwa perekonomian AS akan melambat sehingga berdampak pada perekonomian negara-negara Asia.
Hari ini, ringgit diperdagangkan dengan nilai terendah dalam setahun terakhir setelah saham-saham acuan di Asia dan AS anjlok tajam. Pada pukul 09.19 pagi tadi, ringgit melemah 0,4% dan bertengger pada level 3,5095 per dolar. Pada 10 Oktober lalu, ringgit sempat menyentuh level 3,5171. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak September 2007.
“Prediksi terhadap makro ekonomi semakin melemah dengan prospek perdagangan global yang juga melambat. Ringgit dan mata uang Asia lainnya akan terkena dampak dari melemahnya mata uang lain dibanding ekspor,” kata Nor Zahidi Alias, chief economist dari Malaysian Ratings Corp di Kuala Lumpur.
Berdasarkan nilai tengah para ekonom yang disurvei Bloomberg, pasar AS, yang merupakan pasar ekspor terbesar kedua Malaysia, saat ini memang tengah menghadapi resesi.
Gubernur Bank Negara Malaysia Zeti Akhtar Aziz mengatakan, pertumbuhan Malaysia tahun depan diperkirakan hanya mencapai 4%. Ini merupakan pertumbuhan terendah dalam delapan tahun terakhir.
“Yang menjadi sangat vital, perekonomian tidak boleh merosot tajam karena berpotensi resesi,” kata Zeti. Rencananya, pemerintah Malaysia berencana mengumumkan serangkaian kebijakan untuk menstabilkan perekonomian pada 20 Oktober mendatang.
Hari ini, ringgit diperdagangkan dengan nilai terendah dalam setahun terakhir setelah saham-saham acuan di Asia dan AS anjlok tajam. Pada pukul 09.19 pagi tadi, ringgit melemah 0,4% dan bertengger pada level 3,5095 per dolar. Pada 10 Oktober lalu, ringgit sempat menyentuh level 3,5171. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak September 2007.
“Prediksi terhadap makro ekonomi semakin melemah dengan prospek perdagangan global yang juga melambat. Ringgit dan mata uang Asia lainnya akan terkena dampak dari melemahnya mata uang lain dibanding ekspor,” kata Nor Zahidi Alias, chief economist dari Malaysian Ratings Corp di Kuala Lumpur.
Berdasarkan nilai tengah para ekonom yang disurvei Bloomberg, pasar AS, yang merupakan pasar ekspor terbesar kedua Malaysia, saat ini memang tengah menghadapi resesi.
Gubernur Bank Negara Malaysia Zeti Akhtar Aziz mengatakan, pertumbuhan Malaysia tahun depan diperkirakan hanya mencapai 4%. Ini merupakan pertumbuhan terendah dalam delapan tahun terakhir.
“Yang menjadi sangat vital, perekonomian tidak boleh merosot tajam karena berpotensi resesi,” kata Zeti. Rencananya, pemerintah Malaysia berencana mengumumkan serangkaian kebijakan untuk menstabilkan perekonomian pada 20 Oktober mendatang.
Berita Terkait
Internasional