Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maruti Suzuki, produsen mobil produsen mobil terbesar di India, memperkirakan penjualan mobil kecil akan tumbuh lebih cepat daripada SUV. Ini didorong oleh pemotongan pajak baru-baru ini yang bertujuan untuk menghidupkan kembali permintaan domestik yang lesu.
India menyederhanakan struktur pajak barang dan jasa (GST) pada 22 September. Pemerintah menurunkan tarif pajak untuk mobil kecil dari 28% menjadi 18%. Sementara pajak kendaraan yang lebih besar naik menjadi 40%. Langkah ini adalah ditujukan untuk memacu permintaan di segmen yang sensitif terhadap harga.
"Penjualan ritel kendaraan dalam kategori GST 18% adalah kemungkinan akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan kategori 40%," kata Chairman, R.C. Bhargava seperti dikutip dari Reuters, Jumat (31/10/2025).
Baca Juga: China Akhiri Era Subsidi Mobil Listrik, Industri Siap Hadapi Persaingan Pasar Bebas
Ia menambahkan bahwa sekitar 70% dari produksi Maruti berada di bawah golongan pajak yang lebih rendah.
Maruti, seperti kebanyakan produsen mobil India, tengah bergulat dengan permintaan domestik yang lemah. Perlambatan di seluruh industri telah menyebabkan pertumbuhan laba satu digit selama lima kuartal berturut-turut. Penjualan domestik turun 4,8% pada paruh pertama tahun fiskal yang dimulai pada bulan April, termasuk penurunan 11,5% pada bulan September dan penjualan mobil kecil turun 4,3%.
Namun, ekspor melonjak 42,2% menjadi 110.487 unit. Maruti sebagai pengekspor mobil terbesar di India, berharap dapat mengekspor lebih dari 400.000 kendaraan pada tahun fiskal ini. Target itu 20,3% lebih tinggi dari tahun lalu.
"Bisnis ekspor akan menjadi bagian utama dari operasi kami dan memberikan kontribusi operasi kami dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap profitabilitas," imbuhnya.
Baca Juga: India Berencana Naikkan Batas Investasi Asing di Bank Milik Negara Jadi 49%
Namun disisi lain. laba kuartal kedua Maruti naik 7,3% menjadi 32,9 miliar miliar rupee (US$ 374,3 juta). Capaian itu meleset dari estimasi analis sebesar 35,93 miliar rupee.
Marjin operasinya menyusut menjadi 8,5% dari 10,3% di tahun sebelumnya.Tertekan oleh biaya komoditas dan pemasaran yang lebih tinggi.
Saham turun sebanyak 1,6% pada hari Jumat. Namun telah naik 49% sepanjang tahun ini. Bahkan mencapai rekor tertinggi pada bulan Agustus.
Setelah keputusan pemotongan pajak, Maruti, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Suzuki Motor Jepang, telah telah memperluas portofolio SUV-nya untuk menangkis persaingan. Sehari sebelumnya, Kamis (30/10/2025), Hyundai Motor India mengatakan bahwa mereka berada di jalur yang tepat untuk melampaui target ekspor untuk tahun fiskal 2026 dan melihat peningkatan permintaan yang membaik setelah reformasi pajak.













