kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.255   -55,00   -0,34%
  • IDX 7.057   -8,46   -0,12%
  • KOMPAS100 1.055   -0,65   -0,06%
  • LQ45 828   -2,28   -0,27%
  • ISSI 215   0,07   0,03%
  • IDX30 424   -0,68   -0,16%
  • IDXHIDIV20 513   0,21   0,04%
  • IDX80 120   -0,17   -0,14%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Pakar kesehatan ini beri peringatan: Long Covid bisa menjadi pandemi dalam pandemi


Kamis, 11 Februari 2021 / 19:39 WIB
Pakar kesehatan ini beri peringatan: Long Covid bisa menjadi pandemi dalam pandemi
ILUSTRASI. Ambulans dengan pasien COVID-19 mengantre di depan Rumahsakit Santa Maria di Lisbon, Portugal, Selasa (26/1/2021).


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Penderita Long Covid belum banyak mendapat perhatian. Padahal, studi menunjukkan, 1 dari 10 kasus Covid-19 berpotensi memiliki gejala virus corona yang berkepanjangan, satu bulan setelah infeksi.

Yang berarti, jutaan orang mungkin menderita Long Covid alias mengalami gejala virus corona yang berkelanjutan. Misalnya, kelelahan dan gangguan jantung.

Karena itu, Gail Carson dari International Severe Acute Respiratory and Emerging Infection Consortium, memperingatkan, "Long Covid bisa menjadi pandemi dalam pandemi".

Tapi, dia bilang, penderitaan para pasien Long Covid tidak mendapat perhatian. Bahkan, bagi banyak orang yang tidak pernah harus menjalani perawatan di rumahsakit saat terjangkit virus corona, kondisi Long Covid "telah mengubah hidup" mereka.

Baca Juga: Hindari! Ini 6 tempat dengan risiko tinggi penularan virus corona menurut WHO

"Orang-orang kehilangan pekerjaan, mereka kehilangan hubungan dengan sesama. Ada urgensi nyata untuk mencoba dan memahami ini (Long Covid)," ungkapnya, Selasa (9/2), seperti dikutip Channel News Asia.

Carson menyatakan, Long Covid pada anak-anak "bahkan kurang dikenali atau dihitung" dibanding pada orang dewasa.

Dan, dia mengungkapkan, ada fakta "mengejutkan", hanya 45 dari sedikitnya 5.000 proyek Covid-19 yang mendapat pendanaan yang meneliti Long Covid.

Mendorong penelitian Long Covid

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mendorong penelitian, pengakuan, dan rehabilitasi yang lebih besar untuk para penderita Long Covid. 

Baca Juga: Gelar penyelidikan di Wuhan, tim WHO gagal identifikasi asal-usul virus corona

Sedikit yang diketahui tentang mengapa beberapa orang, setelah melalui fase akut Covid-19, menderita gejala yang berkelanjutan, termasuk kelelahan, kabut otak, serta gangguan jantung dan neurologis.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dengan mengalihkan perhatian pada pandemi virus corona ke kampanye vaksinasi, "Long Covid tidak boleh jatuh melalui celah".

Menurut dia, dampak Long Covid pada masyarakat dan ekonomi mulai menjadi jelas. Dan untuk alasan itu, "orang mulai mendengarkan" di luar komunitas medis.

"Meski tingkat penelitian terus meningkat, itu masih belum cukup," katanya, Selasa (9/2), seperti dilansir Channel News Asia.

Maria Van Kerkhove, Technical Lead WHO untuk Covid-19, bilang, organisasinya terus mempelajari Long Covid. "Kami tahu bahwa lebih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," katanya.

Selanjutnya: WHO mencatat 25 gejala virus corona baru, apa saja?



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×