kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pakar: Risiko konflik militer Amerika dan China di Laut China Selatan kian besar


Selasa, 14 Juli 2020 / 22:23 WIB
Pakar: Risiko konflik militer Amerika dan China di Laut China Selatan kian besar
ILUSTRASI. Kapal induk dan pesawat tempur AS di Laut China Selatan. Pakar menilai risiko konflik militer Amerika dan China di Laut China Selatan kian besar. (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist Seaman Dylan Lavin)


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Risiko konflik militer antara China dan Amerika Serikat kian meningkat setelah Washington memperkuat posisinya di Laut China Selatan dan menolak sebagian besar klaim Beijing atas jalur air yang kaya sumber daya.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa AS secara resmi menentang serangkaian klaim China atas perairan yang mencakup hampir semua kawasan di Laut Cina Selatan.

Baca Juga: Panas di Laut China Timur, Jepang: China sudah menjadi ancaman jangka panjang

Sementara Washington tidak memiliki klaim kedaulatan di perairan yang disengketakan, Pompeo mengatakan AS juga menolak klaim teritorial atau maritim Beijing atas Mischief Reef dan Second Thomas Shoal, sejalan dengan keputusan pengadilan Den Haag pada 2016.

AS menolak semua klaim China di luar wilayah teritorial 12 mil laut di sekitar Kepulauan Spratly, dengan mengutip secara khusus perairan di sekitar Vanguard Bank di lepas Vietnam, Luconia Shoals di Malaysia, area di dalam zona ekonomi eksklusif Brunei, dan Natuna Besar di Indonesia. 

Pernyataan itu juga mengatakan klaim China atas fitur di James Shoal di dekat Malaysia melanggar hukum.

"Klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut Cina Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk mengendalikan mereka," kata Pompeo dalam pernyataannya.

Baca Juga: Tolak klaim AS, China: Berhentilah membuat perpecahan di Laut China Selatan

"Dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan Laut Cina Selatan sebagai kerajaan maritimnya," kata dia.

Juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian menyebut tantangan AS tidak berdasar dan upaya Washington untuk menabur perselisihan antara Beijing dan negara-negara Asia Tenggara, yang menurutnya akan gagal.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×