Sumber: Bloomberg, Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Selama dua hari ini, nilai mata uang Jepang mengalami pelemahan terhadap euro dan dolar. Salah satu penyebabnya adalah adanya spekulasi bahwa paket stimulus yang digelontorkan China sebesar US$ 586 miliar akan mendorong tingkat kepercayaan investor untuk membeli aset-aset dengan imbal hasil tinggi menggunakan uang pinjaman di Jepang.
Dengan alasan yang sama pula, nilai yen mengalami pelemahan terbesar terhadap mata uang rand Afrika Selatan dan dolar Australia.
Memang, kelompok yang terdiri atas 20 negara (G-20) pada pertemuan di Sao Paulo menyatakan kesiapannya untuk bertindak cepat dan mendorong pemerintah untuk menurunkan suku bunga acuan dan meningkatkan pengeluaran.
“China dan pertemuan G-20 sangat jelas mendorong perekonomian. Hal ini akan mengurangi dampak risiko. Yen terus mengalami pelemahan,” jelas Tony Morriss, currency strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Sydney.
Pada pukul 11.41 waktu Tokyo, yen melemah 2,3% menjadi 127,72 per euro dari 124,90 pada tanggal 7 November lalu. Sementara terhadap dolar, yen sudah melemah dari 98,24 menjadi 99,15.
Sedangkan terhadap mata uang rand Afrika Selatan, yen mengalami pelemahan 3,8% menjadi 10,0390 dari 9.6559. Untuk dolar Australia, yen melemah 3% menjadi 68,26 dan dolar Selandia Baru menjadi 59,56.
“Optimisme terhadap paket stimulus China memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam kenaikan di pasar saham. Hal ini membantu untuk menenangkan sentimen investor sehingga menyebabkan yen melemah,” kata Takeshi Tokita, vice president of foreign exchange di Mizuho Corporate Bank.
Tokita memprediksi, hari ini, yen akan terus mengalami pelemahan menjadi 99,50 per dolar dan 128,50 terhadap euro.